Pracista Dhira Prameswari menyampaikan bahwa ada kondisi-kondisi tertentu dimana seorang busui tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya ataupun sebaliknya.
"Ada dokumen yang dikeluarkan oleh WHO dan UNICEF, bahkan sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi 'Alasan Medis Penggunaan Pengganti ASI'," ungkap Sita dalam wawancara eksklusif Nakita, Senin (21/8/2023).
Merujuk dokumen tersebut, Ketua Divisi Komunikasi Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Pusat ini menyampaikan apa saja kondisi bayi dan ibu menyusui yang mengharuskan pemberian susu formula. Berikut penjabarannya.
Bayi yang seharusnya tidak menerima ASI atau susu lainnya kecuali formula khusus
- Bayi dengan galaktosemia klasik: diperlukan formula khusus bebas galaktosa.
- Bayi dengan penyakit kemih beraroma sirup mapel / maple syrup urine disease: diperlukan formula khusus bebas leusin, isoleusin dan valin.
- Bayi dengan fenilketonuria: dibutuhkan formula khusus bebas fenilalanin (dimungkinkan beberapa kali menyusui, di bawah pengawasan ketat).
Bayi-bayi di mana ASI tetap merupakan pilihan makanan terbaik tetapi mungkin membutuhkan makanan lain selain ASI untuk jangka waktu terbatas
- Bayi lahir dengan berat badan kurang dari 1500 g (berat lahir sangat rendah).
- Bayi lahir kurang dari 32 minggu dari usia kehamilan (amat prematur).
Baca Juga: Busui yang Sedang Sakit Tidak Boleh Menyusui Bayi, Mitos atau Fakta?
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR