Nakita.id - Pernikahan adalah hubungan yang kompleks yang melibatkan komunikasi, pengertian, dan dukungan antara pasangan.
Namun, dalam beberapa kasus, terkadang hubungan tersebut dapat menjadi beracun akibat perilaku yang tidak sehat, seperti gaslighting.
Gaslighting adalah bentuk manipulasi emosional yang bertujuan untuk meragukan kewarasan dan pengalaman seseorang.
Dalam konteks pernikahan, gaslighting bisa sangat merusak dan berdampak negatif terhadap kesejahteraan mental dan emosional pasangan.
Berikut adalah tanda-tanda gaslighting yang perlu diwaspadai dalam pernikahan.
Salah satu tanda utama gaslighting adalah meragukan pengalaman dan perasaan Anda sendiri.
Pasangan yang melakukan gaslighting mungkin akan berusaha membuat Anda merasa bahwa apa yang Anda rasakan atau alami tidak valid atau tidak benar.
Pasangan yang melakukan gaslighting akan seringkali mengingkari pernyataan atau peristiwa yang sebenarnya telah terjadi.
Mereka mungkin akan membantah bahwa mereka pernah mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya mereka katakan atau lakukan.
Orang yang melakukan gaslighting akan cenderung memindahkan tanggung jawab atas tindakan atau kata-kata mereka kepada Anda.
Mereka mungkin berusaha meyakinkan Anda bahwa Anda yang salah paham atau salah menginterpretasikan apa yang mereka katakan atau lakukan.
Pasangan yang melakukan gaslighting mungkin akan secara terus-menerus menyoroti kelemahan atau kesalahan Anda sebagai cara untuk merendahkan harga diri Anda.
Ini bisa membuat Anda merasa tidak berharga dan tidak mampu.
Orang yang melakukan gaslighting dapat berbicara tentang peristiwa atau kejadian yang terjadi dengan cara yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Mereka mungkin menggambarkan situasi dengan cara yang membuat Anda meragukan ingatan Anda sendiri.
Pasangan yang melakukan gaslighting mungkin akan membandingkan diri mereka sendiri dengan Anda atau orang lain secara berlebihan.
Ini bisa berupa perbandingan tentang bagaimana mereka lebih pintar, lebih berpengetahuan, atau lebih kompeten daripada Anda.
Orang yang melakukan gaslighting bisa berusaha menjauhkan Anda dari teman dan keluarga sebagai upaya untuk mengisolasi Anda.
Mereka mungkin akan mencoba membuat Anda merasa bahwa orang-orang di sekitar Anda tidak dapat dipercaya atau hanya ingin mengganggu hubungan Anda.
Pasangan yang melakukan gaslighting mungkin akan memberikan penilaian yang merendahkan terhadap penampilan fisik, kepribadian, atau prestasi Anda.
Tujuannya adalah untuk meruntuhkan harga diri Anda dan membuat Anda merasa kurang berharga.
Gaslighting sering kali akan membuat Anda merasa seperti Anda kehilangan pegangan atas realitas.
Anda mungkin merasa bingung, tidak yakin, atau bahkan mulai meragukan kemampuan Anda untuk memahami situasi.
Orang yang melakukan gaslighting mungkin akan menggunakan ancaman atau pemaksaan untuk mengendalikan Anda.
Mereka bisa mengancam untuk meninggalkan Anda, mengambil hak asuh anak, atau melakukan tindakan lain yang membuat Anda merasa takut atau terjebak.
Pasangan yang melakukan gaslighting mungkin akan merendahkan reaksi emosional Anda terhadap situasi tertentu, bahkan jika reaksi Anda wajar.
Mereka juga bisa melebih-lebihkan reaksi Anda untuk membuat Anda merasa berlebihan atau tidak rasional.
Orang yang melakukan gaslighting mungkin akan menyembunyikan informasi penting dari Anda atau menutupi fakta yang sebenarnya. Hal ini bisa membuat Anda merasa tidak memiliki kontrol atau pengetahuan atas situasi.
Mengenali tanda-tanda gaslighting dalam pernikahan adalah langkah pertama untuk melindungi diri Anda dari dampak negatifnya.
Jika Anda merasa bahwa Anda sedang mengalami gaslighting dalam hubungan pernikahan Anda, sangat penting untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental.
Percayalah pada pengalaman dan perasaan Anda, dan jangan ragu untuk mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan emosional dan mental Anda.
Jika diperlukan, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional yang dapat memberikan panduan dan dukungan yang Anda butuhkan.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR