Nakita.id - Mitos atau fakta kalau gula bisa menyebabkan anak stunting? Moms harus tahu penjelasannya!
Stunting merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih menjadi perhatian serius di banyak negara, termasuk Indonesia.
Anak-anak yang mengalami stunting biasanya memiliki pertumbuhan tubuh yang terhambat.
Kabar buruknya, ini dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius pada kesehatan dan perkembangan mereka.
Meskipun ada banyak faktor yang dapat menyebabkan stunting, salah satu faktor yang sering diabaikan adalah konsumsi gula yang berlebihan pada anak-anak.
Sebelum kita membahas hubungan antara gula dan stunting, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan stunting.
Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan fisik seorang anak terhambat secara kronis, sehingga anak tersebut memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari seharusnya pada usia tertentu.
Biasanya, stunting terjadi pada masa anak-anak, terutama pada usia dua tahun pertama kehidupan.
Kondisi ini disebabkan oleh masalah gizi yang kronis, terutama kekurangan gizi protein, zat besi, dan mikronutrien lainnya.
Melansir dari laman Sehat Negeriku Kemenkes, ahli menyarankan agar anak tidak diberikan makanan atau minuman terlalu manis.
Ini karena makanan atau minuman manis memiliki kadar gula yang tinggi.
Baca Juga: Perbedaan Gizi Buruk dan Stunting yang Wajib Diketahui Agar Tak Salah Penanganan
Konsumsi gula dapat meningkatkan anak pada risiko obesitas, diabetes hingga stunting.
Pasalnya, konsumsi gula atau garam yang tinggi bisa berdampak pada nafsu makan anak.
Hal ini dijelaskan oleh Direktur Gizi Masyarakat, Ir. Doddy Izwardy, MA.
“Kita harus menjaga anak-anak ini dari makan-makanan yang terlalu manis, terlalu gurih dan asin, karena mempengaruhi pola maka," ungkap Doddy.
Dia menerangkan kalau makanan yang terlalu manis atau asin bisa menyebabkan nafsu makan anak berkurang.
"Mereka jadi susah (nafsu) makan," terang Doddy.
Selain itu, konsumsi gula yang tinggi akan membuat anak susah mengonsumsi buah dan sayur.
Ini karena rasa buah dan sayur tidak akan disukai anak.
Kementerian Kesehatan memiliki regulasi Permenkes No 30 tahun 2013 yang selanjutnya diamandemen dengan Permenkes No 63 Tahun 2015 yang menetapkan batasan konsumsi gula, garam dan lemak untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit tidak menular (PTM).
Konsumsi gula, garam dan lemak yang disarankan oleh Kemenkes yakni hanya 50 gram setara 4 sendok gula per hari.
Serta 2000 mg natrium atau sodim atau setara dengan 1 sendok teh garam.
Baca Juga: Kapan Stunting Terlihat? Mari Kenali dan Memahami Cara Pencegahannya
Untuk lemak, batasannya adalah 67 gram atau 5 sendok makan minyak.
Dengan ini, faktanya gula dapat mengganggu asupan nutrisi yang seimbang, mengganggu pertumbuhan anak-anak, dan meningkatkan risiko stunting.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memberikan pendidikan gizi kepada anak-anak.
Sehingga mereka dapat membuat pilihan makanan yang lebih sehat dan menghindari dampak negatif gula pada pertumbuhan mereka.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara gula dan stunting, kita dapat
melakukan upaya pencegahan yang lebih baik untuk menjaga kesehatan dan perkembangan anak-anak.
Nah, itu tadi adalah penjelasan mengenai mitos atau fakta gula bisa menyebabkan stunting.
Semoga bermanfaat Moms!
Baca Juga: Tanda Anak Stunting Bisa Terlihat Sebelum Usia 5 Tahun, Moms Harus Waspada!
Tampil Percaya Diri di Tiap Momen, Fres & Natural EDT Gandeng El Rumi Hadirkan Wangi Segar dan Tahan Lama
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR