Nakita.id - Melahirkan adalah momen yang sangat dinanti-nantikan dalam kehidupan seorang wanita yang sedang hamil.
Proses melahirkan normal, juga dikenal sebagai persalinan vaginal, adalah cara alami untuk membawa bayi ke dunia.
Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan tahapan proses saat melahirkan normal yang biasanya dialami oleh seorang ibu.
Sebelum kita memasuki tahapan-tahapan melahirkan normal, penting untuk memahami bahwa setiap kelahiran adalah pengalaman yang unik.
Persiapan fisik dan mental sangat penting.
Selama trimester ketiga kehamilan, wanita hamil biasanya menghadiri kursus persalinan atau kelas persiapan melahirkan untuk memahami lebih lanjut tentang apa yang akan terjadi dan bagaimana menghadapinya.
Selain itu, penting untuk menjaga kesehatan selama kehamilan, makan dengan baik, berolahraga sesuai dengan panduan dokter, dan mendapatkan cukup istirahat.
Tahap pertama dari melahirkan adalah pembukaan rahim, juga dikenal sebagai tahap dilatasi. Ini dimulai ketika kontraksi pertama terjadi.
Selama kontraksi, otot-otot rahim berkontraksi dan mulai membuka serviks (leher rahim).
Selama tahap ini, serviks mulai dari tertutup rapat (0 cm) hingga terbuka sepenuhnya (10 cm).
Tanda-tanda tahap ini:
Baca Juga: Lakukan Supaya Tidak Harus Operasi Caesar! Ini Berbagai Gerakan Senam Agar Bisa Melahirkan Normal
Kontraksi reguler dan semakin intens, perasaan sakit atau nyeri di daerah perut bawah atau punggung bawah, serta mungkin lendir bercampur darah (lendir lendir atau lendir "tali pusar") keluar dari vagina.
Setelah serviks mulai membuka, ibu memasuki fase pembukaan aktif.
Pada fase ini, kontraksi menjadi lebih kuat, lebih teratur, dan lebih lama.
Fase pembukaan aktif ini berlangsung hingga serviks mencapai pembukaan sekitar 7 hingga 10 cm.
Tanda-tanda tahap ini:
Kontraksi yang lebih sering dan lebih kuat, ibu merasa harus berkonsentrasi untuk menghadapinya, serta mungkin rasa sakit yang semakin intens.
Biasanya, wanita akan memasuki rumah sakit atau tempat persalinan selama fase pembukaan aktif.
Transisi adalah tahap yang sangat intens selama melahirkan.
Ini terjadi ketika serviks hampir mencapai pembukaan maksimal sekitar 8 hingga 10 cm.
Selama transisi, kontraksi bisa sangat kuat dan sering. Ini adalah tahap di mana bayi biasanya menghadap ke bawah dan siap untuk lahir.
Tanda-tanda tahap ini:
Baca Juga: Cara Tepat Latihan dan Olahraga Agar Melahirkan Bebas Jahitan
Kontraksi yang sangat kuat dan berulang, rasa sakit yang luar biasa, mungkin mual atau muntah, serta perasaan sangat lelah atau kewalahan.
Setelah serviks mencapai pembukaan maksimal, ibu memasuki tahap ekspulsi atau tahap mendorong.
Ini adalah saat ibu aktif berusaha untuk mendorong bayinya melalui jalan lahir.
Ibu mungkin merasa dorongan alami untuk mendorong, dan bidan atau dokter akan membantu memandu proses ini.
Tanda-tanda tahap ini:
Perasaan dorongan untuk mendorong, sering kali terjadi selama kontraksi, dorongan yang kuat untuk mengejan, dan kemajuan bayi melalui jalan lahir.
Setelah bayi lahir, masih ada satu tahap lagi dalam melahirkan normal, yaitu pemisahan plasenta.
Setelah bayi lahir, plasenta (ari-ari) yang telah memberi makan bayi selama kehamilan perlu dikeluarkan.
Ini biasanya terjadi dengan sendirinya dalam beberapa menit hingga satu jam setelah kelahiran bayi.
Tanda-tanda tahap ini:
Ibu mungkin merasa kontraksi ringan saat plasenta terlepas, dan dokter atau bidan akan memeriksa plasenta untuk memastikan semuanya telah dikeluarkan.
Baca Juga: Bisakah Melahirkan Normal Setelah Caesar? Begini Penjelasannya
Selama proses melahirkan normal, seorang ibu akan memerlukan perawatan dan dukungan yang intensif. Ini melibatkan:
Monitoring tekanan darah, denyut jantung bayi, dan kontraksi selama proses melahirkan.
Dukungan dari pasangan, anggota keluarga, atau tenaga medis untuk membantu ibu menjalani proses ini dengan tenang dan percaya diri.
Pengelolaan nyeri melalui metode seperti teknik pernapasan, posisi tubuh yang nyaman, atau penggunaan metode non-farmakologi atau farmakologi (obat penghilang rasa sakit) jika diperlukan.
Bantuan dari tenaga medis untuk memandu ibu dalam proses mendorong bayi.
Setiap ibu yang akan melahirkan normal disarankan untuk memiliki rencana persalinan.
Rencana persalinan adalah dokumen yang berisi preferensi dan keinginan ibu tentang bagaimana ia ingin menghadapi melahirkan normal.
Ini mencakup masalah seperti penggunaan obat penghilang rasa sakit, posisi tubuh selama melahirkan, dan banyak lagi.
Rencana persalinan membantu memastikan bahwa preferensi ibu diperhatikan selama persalinan.
Proses melahirkan normal adalah pengalaman yang sangat pribadi dan unik bagi setiap ibu. Setiap tahap memiliki tantangan dan kegembiraannya sendiri.
Penting untuk mendapatkan dukungan medis dan emosional yang memadai selama melahirkan normal, dan perencanaan yang baik bisa membantu membuat proses ini lebih lancar dan aman.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang hamil, selalu konsultasikan dengan dokter atau bidan untuk memahami lebih lanjut tentang apa yang diharapkan selama melahirkan normal dan bagaimana mempersiapkan diri untuk pengalaman yang penuh makna ini.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Pentingnya Suami Mendampingi Ibu yang Melahirkan Normal, Ini 3 Peran yang Bisa Dilakukan
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR