Nakita.id – Kehamilan adalah momen yang membahagiakan bagi banyak pasangan.
Namun, kadang-kadang, kehamilan dapat menghadapi kendala yang tidak diinginkan, seperti keguguran.
Seperti diketahui, keguguran adalah kondisi kehilangan kehamilan sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu, dan ini bisa sangat menghancurkan hati para calon orangtua.
Tapi, ada beberapa masalah kehamilan tertentu yang dapat menjadi pemicu keguguran, dan perlu diwaspadai para calon orangtua.
Apa saja masalah kehamilan yang dimaksud?
Berikut ini penjelasannya.
Berikut adalah beberapa masalah kehamilan yang dapat menjadi pemicu keguguran.
Beberapa kondisi medis yang mendasari dapat meningkatkan risiko keguguran.
Salah satu contohnya adalah sindrom antifosfolipid, yaitu gangguan autoimun yang dapat menyebabkan pembekuan darah yang tidak normal, yang dapat mengganggu aliran darah ke plasenta dan mengakibatkan keguguran.
Kondisi medis lain yang dapat berkontribusi terhadap risiko keguguran meliputi diabetes, penyakit tiroid, hipertensi, dan gangguan pembekuan darah.
Usia ibu memiliki peran penting dalam risiko keguguran.
Baca Juga: Usia Ibu Ternyata Berpengaruh, Ini 5 Masalah Kehamilan yang Dapat Memicu Janin Gagal Tumbuh
Wanita yang hamil di usia di atas 35 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami keguguran dibandingkan dengan mereka yang hamil di usia yang lebih muda.
Penyebabnya dapat melibatkan masalah genetik pada sel telur yang semakin banyak terjadi seiring bertambahnya usia.
Masalah kromosom yang tidak normal pada janin adalah penyebab paling umum keguguran pada trimester pertama.
Ini sering kali merupakan hasil dari pembelahan sel telur atau sperma yang tidak normal.
Kebanyakan keguguran yang disebabkan oleh masalah kromosom terjadi secara acak dan tidak dapat dihindari.
Infeksi seperti toksoplasmosis, sitomegalovirus (CMV), rubella, dan infeksi tertentu yang dapat menyebabkan keguguran jika terjadi selama kehamilan.
Jika seorang wanita memiliki infeksi yang belum diobati atau tidak diobati sebelum atau selama kehamilan, maka risiko keguguran dapat meningkat.
Beberapa faktor gaya hidup dan lingkungan juga dapat meningkatkan risiko keguguran.
Ini meliputi konsumsi alkohol, merokok, paparan radiasi, paparan zat kimia berbahaya, atau konsumsi obat-obatan tertentu selama kehamilan.
Jika seorang wanita menghadapi tekanan fisik atau emosional yang tinggi, ini juga dapat berkontribusi terhadap risiko keguguran.
Baca Juga: Sering Tak Disadari, Ketahui Masalah Kehamilan Trimester Awal yang Mungkin Terjadi
Adanya masalah pada rahim atau serviks dapat mempengaruhi kemampuan rahim untuk mendukung kehamilan.
Contohnya adalah mioma uteri (tumor rahim), septum rahim (partisi dalam rahim), atau insufisiensi serviks (serviks yang lemah dan terbuka terlalu dini).
Keguguran sebelumnya dapat meningkatkan risiko keguguran pada kehamilan berikutnya.
Ini disebut sebagai "keguguran berulang."
Kadang-kadang, ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan keguguran berulang, seperti masalah kromosom pada pasangan atau kondisi medis tertentu.
Mengenali masalah kehamilan yang dapat menjadi pemicu keguguran adalah langkah penting untuk meminimalkan risiko dan mendukung kehamilan yang sehat.
Jika Moms atau seseorang yang dikenal mengalami keguguran, sangat penting untuk mencari dukungan medis dan emosional.
Sebagian besar keguguran memang tidak dapat dihindari.
Tetapi, dengan perawatan prenatal yang baik dan pemantauan yang cermat, banyak kehamilan yang dapat berjalan dengan baik dan berakhir dengan kelahiran bayi yang sehat.
Nah, itu dia Moms beberapa masalah kehamilan yang dapat menjadi pemicu keguguran.
Hati-hati ya, Moms!
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR