Nakita.id - Seperti apakah peran orangtua yang dilakukan untuk membangun literasi pada anak?
Moms dan Dads harus tahu, literasi menjadi salah satu cara menumbuhkan pendidikan karakter pada anak sejak dini.
Berdasarkan data Perpustakaan Nasional (Perpusnas), tingkat preferensi membaca masyarakat Indonesia mencapai 63,9 poin pada 2022.
Angka ini meningkat 7,4% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 59,52 poin.
Meski sudah cukup banyak orangtua yang sadar akan pentingnya literasi untuk anak, Moms dan Dads tetap perlu berperan untuk membangun literasi sejak dini.
Lantas, bagaimana peran yang bisa dilakukan? Simak penjelasan berikut menurut psikolog anak ini.
Mutiara Tioni Asprilia, M.Psi menekankan bahwa orangtua sebenarnya memiliki banyak sekali kesempatan dalam tumbuh kembang anak.
Termasuk, dalam hal membangun literasi pada anak sejak dini.
Menurut Tioni, orangtua mulai bisa mengajak anak terlibat dalam kegiatan membaca jika sudah menunjukkan beberapa tanda.
"Ketika nanti anaknya sudah mulai besar, sudah mulai bisa menunjuk, sudah mulai bisa melihat warna, sudah mulai bisa melihat gambar, sudah mulai bisa memahami simbol-simbol, anaknya kita (orangtua) ajak untuk involve dalam kegiatan membaca," ujar Tioni dalam acara Press Conference 'Literacy Fest': Kolaborasi Sampoerna Academy & Perpustakaan Nasional, Jumat (8/9/2023).
Kemudian, lanjut Tioni, orangtua bisa ajak anak untuk berdiskusi mengenai karakter yang dilihat, karakter yang disukai, hingga mendeskripsikan karakter yang dilihat sebelumnya.
Baca Juga: Pesta Literasi Indonesia 2023,Siap Merangkul Rasa di Taman Ismail Marzuki
"Nanti lama kelamaan, kalau pemahamannya sudah semakin baik, mungkin bisa diajak berdiskusi mengenai jalan ceritanya seperti apa, nilai apa yang bisa diambil dari buku tersebut," kata Tioni yang berprofesi sebagai psikolog anak ini.
"Nah, ketika anak sudah mulai bisa membaca sendiri, mulai tuh diajak untuk membaca. Misalnya, gantian membacanya kalau anaknya sudah semakin besar," lanjutnya menjelaskan.
Selain itu, Tioni juga mendorong orangtua untuk mencoba memberikan buku ensiklopedia ketika anak mencapai usia SD.
"Dari situ, anak bisa dapat pengetahuan-pengetahuan baru yang mungkin mindblown buat mereka, dan anak bisa cerita itu ke teman-temannya," terangnya.
Maka dari itu, Moms dan Dads perlu menyesuaikan kembali buku apa saja yang menyenangkan bagi Si Kecil.
Selain itu, jangan jadikan membaca buku sebagai tugas yang wajib dilakukan anak, melainkan permainan atau kesempatan untuk berkomunikasi dengan anak.
Bahkan, hindari juga memberikan buku bacaan yang sama pada anak agar tidak semakin bosan dan bisa mengeksplor buku bacaan lainnya.
Bertepatan dengan momen Hari Literasi Nasional, Sampoerna Academy menggelar Literacy Festival 2023 dan kali ini berkolaborasi dengan Perpusnas RI.
Rangkaian acara tahun ini bertujuan untuk merayakan dan memperluas kreativitas, serta menumbuhkan pendidikan karakter melalui buku cerita anak melalui talkshow bertajuk 'Building Character Through Children's Literacy'.
"Selain meningkatkan literasi pada anak, rangkaian acara tahun ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pembinaan Pendidikan karakter melalui buku cerita anak," tutur Adelina Holmes, Principal of Sampoerna Academy Pakuwon Indah Campus.
"Melalui kolaborasi dengan Perpustakaan RI, kami memberikan akses membaca serial 'Behaviour Buddies' dengan menyediakan 40 eksemplar yang dapat diakses langsung di Perpustakaan Nasional RI. Kami berharap hadirnya delapan seri buku ini bisa menjadi pilihan yang bagus untuk anak," harap Adelina.
Upaya yang dilakukan Sampoerna Academy ini disambut hangat oleh Drs. Agus Sutoyo, M.Si, Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara.
"Perpustakaan Nasional memiliki visi dan misi untuk meningkatkan literasi serta mengembangkan kebiasaan gemar membaca yang lebih luas.
Oleh karena itu, kami sangat senang dengan adanya kolaborasi sinergis hari ini, karena Sampoerna Academy telah berpartisipasi untuk menyediakan buku cerita anak berkualitas yang bisa dibaca oleh masyarakat di Perpustakaan Nasional," ungkap Agus.
Sebagai informasi, serial 'Behaviour Buddies' ini terdiri dari delapan seri yang masing-masing serinya ditulis oleh delapan siswa Sampoerna Academy yang tersebar di seluruh Indonesia. Diantaranya:
a. Jemima Kaia Fathoni (Grade 3, Sampoerna Academy BSD)
b. Kirant Zanetta Rifani (Grade 9, Sampoerna Aacademy L’Avenue)
c. Alvez Jevera Kosasih (Grade 3, Sampoerna Academy Sentul)
d. Ravenza Maulana Sutoro (Grade 8, Sampoerna Academy Sentul)
e. Alejandro Priatna (Grade 6, Sampoerna Academy L’Avenue)
f. Jennifer Thomas (Grade 9, Sampoerna Acadamey Surabaya)
Baca Juga: Rutin Adakan Kegiatan Setiap Tahunnya, Ternyata Ini Alasan dari Sampoerna Academy
g. Alysia Kanaya Tumbelaka (Grade 4, Sampoerna Academy Surabaya)
h. Seola Puty Naura Adriansyah (Grade 9, Sampoerna Academy BSD)
Serial buku 'Behaviour Buddies' ini menunjukkan karakter sesuai Kurikulum IEYC yang meliputi aspek Empathy, Communicator, Adaptation, Collaborator, Resilient, Thinker, Respect, dan Ethics.
Selain itu, serial buku 'Behaviour Buddies' ini juga dilengkapi dengan gambar yang menarik, sehingga anak dapat dengan memahami isi cerita.
Sebagai pelopor STEAM di Indonesia yang mengintegrasikan dan menerapkan pengetahuan di berbagai disiplin ilmu, para siswa juga turut menerapkan kompetensi 5C dalam pembuatan buku ini, yaitu:
- Creativity
- Critical Thinking
- Communication
- Collaboration
- Character
"Proses pembuatan buku ini membuat murid meningkatkan kreativitas, berpikir kritis, serta melatih keterampilan komunikasi mereka dan menjadikan imajinasi tersebut ke dalam karya seni yang sebenarnya. Sehingga karya dan nilai-nilai cerita dari buku ini dapat mengembangkan karakter dan kepribadian mereka," tutup Adelina.
Baca Juga: Apa Saja Kegiatan Study Tour yang Diadakan di Sampoerna Academy? Kulik di Sini!
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR