Dengan menjalani peran di atas, seorang ayah telah membantu sang istri dengan mereduksi pekerjaannya, termasuk dalam hal pengasuhan anak.
3. Menyusun skala prioritas
Di tengah kesibukan pekerjaan, ayah juga harus menyusun kembali prioritasnya.
Ayah harus melakukan redistribusi pekerjaan dan kepentingan anaknya demi menunjang masa depan anak.
Maksudnya, ketika ayah sibuk dengan kegiatan selain bekerja, ada baiknya ayah harus mengerti bahwa saat ini anak adalah prioritasnya.
Tak bisa dipungkiri, selain bekerja ayah juga memiliki kegiatan lain seperti berkumpul dengan teman maupun komunitas.
Akan tetapi, akan lebih baik jika ayah mulai mengatur ulang waktu kegiatannya yang tidak begitu penting (misalnya hobi, kumpul dengan teman), dan menggantinya dengan menemani anak belajar agar ayah punya waktu mempelajari sistem belajar dan sekolah anak.
Dengan demikian, hubungan ayah dan anak akan jauh lebih baik.
Tak hanya itu, anak juga merasa bahwa ayahnya memiliki waktu untuknya, dan menjadikannya prioritas.
Dalam jangka panjang, anak akan kembali memprioritaskan orang tua, khususnya ayah, di tengah kesibukannya kelak.
Ini tentu bermanfaat untuk membangun karakter dan kebiasaan anak.
4. Memberikan pujian
Sesekali, berikan hadiah kepada anak, dan ibu, ketika anak mendapatkan prestasi di sekolah.
Hadiah yang diberikan tak perlu mahal dan mewah, namun bisa membuat mereka terkesan. Bahkan sekedar pujian pun tak apa.
Reward atau hadiah ini sangat penting. Tujuannya agar apa yang dilakukan anak dan ibu mendapat apresiasi, dan anak lebih termotivasi untuk belajar lebih baik.
Karena sadar tidak sadar, meskipun ada peran ayah, ibu tetap memiliki peran yang lebih besar dalam hal mengasuh dan mendidik anak.
Dengan pujian yang diberikan, ibu tentu akan lebih bersemangat untuk mendidik Si Kecil. Anak pun akan lebih baik lagi dalam pendidikan dan kehidupannya.
Bahkan memuji diri sendiri pun tak apa bagi ayah. Apalagi bila semua itu dilakukan saat ayah merasa waktunya sangat kurang di tengah kesibukannya sebagai orang tua.
5. Berani mengemukakan pendapat
Ayah harus menjadi representasi yang baik bagi kebutuhannya dan keluarganya.
Jika memang sibuk dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan, sekali tempo ayah harus berani meminta haknya untuk datang ke kantor lebih lambat, atau bahkan cuti bekerja ketika ada acara-acara sekolah anak yang harus dihadiri.
Karena itu, dalam kesibukannya, ayah harus tetap punya prioritas dalam hidup dengan terus menunjukkan kehadirannya dalam kehidupan anak.
Dengan demikian, keterlibatan pengasuhannya tidak hanya berhenti saat waktunya memang lengang, tapi terus-menerus dan berdampak dalam jangka panjang.
Saat ayah berani speak up akan prioritasnya mengurus keluarga, maka dia menjadi representasi yang baik bagi para ayah lain yang juga sedang menggumuli masalah yang sama soal pembagian waktu antara bekerja dan keluarga.
Baca Juga: Mencegah Stunting, Ini Cara Dads Berperan Sama untuk Menyiapkan Makanan Anak yang Bergizi
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR