Aturan paternity leave ini sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan atau kantor tempat sang ayah berbeda. Akan tetapi, kebijakan cuti melahirkan untuk ayah biasanya hanya diberikan selama 2 hari.
Padahal, adanya paternity leave ini rupanya sangat banyak membantu peran suami dan istri dalam pengasuhan anak di hari pertama, dan berdampak di hari-hari selanjutnya.
Ini dialami oleh Irsyaad Wijaya, seorang ayah yang memiliki bayi berusia 5 bulan. Saat istrinya melahirkan, ia sangat bersyukur mendapatkan paternity leave.
“Perusahaan memberi saya waktu cuti untuk menemani istri saya melahirkan. Seharusnya 2 hari, tapi saya diizinkan lebih lama bekerja di rumah (Work from Home - WFH). Ini buat saya sangat menguntungkan, baik untuk saya pribadi maupun istri.
“Saya paham betapa lelahnya perjuangan istri melahirkan. Tidak mungkin saya tega meninggalkannya di rumah berduaan dengan anak di tengah rasa lelah yang dialaminya. Syukurnya, saya bisa di rumah lebih lama. Ya, bantu-bantu menyiapkan popok, menggantikan tugasnya menyiapkan makan pagi, siang, dan malam. Banyaklah yang bisa saya lakukan,” ujar Irsyaad.
“Kadang juga kalau anak rewel, namanya juga bayi baru lahir, ya, sering istri capek dan perlu bantuan. Saya tawarkan, kerja dua jam, ngasuh gendong anak 15 menit, itu udah membantu banget. Istri saya bisa tidur. Pas dia nyusuin lagi, sudah fit, dan ASI-nya lancar,” tambahnya.
Tidak hanya mengasuh di hari awal-awal saja, ayah juga diharap mampu meluangkan waktunya setiap hari untuk bekerja sama mengasuh anak dan mengurus pekerjaan rumah.
Tentu saja hal ini bisa diatur oleh seorang ayah. Ayah sebisa mungkin harus menyempatkan waktunya untuk mengasuh anak. Apalagi mengingat total jam kerja di kantor yang antara 8 hingga-paling lama-9 jam ini, tidak sebanding dengan tugas istri yang mengasuh bayinya 24 jam.
Jika ayah membiasakan diri terlibat dalam pengasuhan anak di sela kesibukannya, tentu anak akan mendapatkan manfaat yang lebih.
Misalnya, anak-anak bergantung pada ayah mereka untuk memberikan rasa aman, baik secara fisik maupun emosional. Selain itu, anak-anak jadi ingin membuat ayah mereka bangga.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ketika ayah memberikan kasih sayang dan bersifat suportif, maka itu sangat memengaruhi perkembangan kognitif dan sosial anak.
Baca Juga: Ayah yang Ikut Berperan Sama Mengasuh Anak Sejak Lahir Ternyata Akan Dapatkan Manfaat Ini
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR