Nakita.id - Apakah makanan sumber protein untuk pencegahan stunting sejak bayi?
Moms harus tahu, stunting sudah bisa menyerang sejak usia bayi.
Agar stunting dapat dicegah sejak bayi, tentu komposisi makanannya sudah harus mulai diperhatikan.
Apalagi, jika bayi memasuki usia 6 bulan dan memulai MPASI.
Melansir dari Sehat Negeriku, protein hewani dinilai efektif mencegah stunting sejak dini.
Hal ini dikarenakan protein hewani memiliki kandungan zat gizi yang lengkap, sehingga dapat mendukung tumbuh kembang bayi secara optimal.
Untuk makanan yang termasuk dalam kelompok protein hewani adalah:
- Ikan/udang/cumi/kerang (seafood)
- Daging (ayam, sapi)
- Telur
- Susu dan produk turunannya
Baca Juga: Cegah Stunting di Usia Bayi, Ini 7 Cara yang Perlu Dilakukan untuk Mendeteksi Dini
Moms harus tahu, telur merupakan sumber protein, asam amino, dan lemak sehat.
Sedangkan, susu mengandung protein dan kalsium yang bagus untuk tumbuh kembang bayi.
Sehingga, makan telur matang dengan susu membuat asupan protein pada bayi seimbang.
Alhasil, bayi bisa tercegah dari risiko stunting.
Tak hanya itu, protein hewani juga bermanfaat dalam pembentukan tulang rawan bayi, Moms.
Maka dari itu, pastikan Moms selalu menyertakan protein hewani ke dalam menu MPASI bayi setiap harinya, ya.
Jangan lupa untuk tetap penuhi kebutuhan cairannya dengan ASI ya, Moms.
Penting untuk diingat, asupan protein menjadi salah satu elemen terpenting untuk optimalisasi masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK), yang salah satunya adalah mencegah stunting.
Merujuk pada Kementerian Kesehatan RI via Kompas, berikut adalah kebutuhan protein untuk bayi berdasarkan usia, berat badan, dan tinggi badan ideal agar terhindar dari stunting.
- Usia 0-5 bulan dengan berat 6 kg dan tinggi 60 cm: kebutuhan protein 9 gram
- Usia 6-11 bulan dengan berat 9 kg dan tinggi 72 cm: kebutuhan protein 15 gram
Baca Juga: Bisa Dideteksi Sejak Lahir, Inilah Ciri-ciri Stunting pada Bayi Baru Lahir
- Usia 1-3 tahun dengan berat 13 kg dan tinggi 92 cm: kebutuhan protein 20 gram
Protein nabati merupakan jenis protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Seperti kacang-kacangan, polong-polongan, tahu, tempe, hingga brokoli.
Meski masih bisa diberikan kepada bayi, protein nabati tidak terlalu efektif untuk mencegah stunting.
Alasannya, protein nabati lebih sulit diserap oleh tubuh bayi karena prosesnya lama.
Selain itu, butuh kadar yang cukup tinggi untuk memenuhi angka kecukupan gizi dan mencegah stunting pada bayi.
Padahal, lambung bayi masih memiliki kapasitas yang sangat kecil, Moms.
Maka dari itu, alih-alih memberikan protein nabati dalam jumlah banyak, sebaiknya batasi sejak usia bayi.
Namun ketika bayi tersebut beranjak dewasa, jumlah protein nabati bisa diperbanyak.
Pasalnya, protein nabati berpotensi menurunkan risiko kolesterol, tekanan darah rendah, kanker, stroke, dan penyakit jantung.
Semoga artikel diatas bermanfaat ya, Moms.
Baca Juga: Hindari Risikonya, Ini Upaya Pencegahan Stunting pada Bayi yang Bisa Dilakukan
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR