Nakita.id - Stunting dan busung lapar adalah dua masalah gizi yang sering kali memengaruhi populasi yang kurang mampu di seluruh dunia.
Meskipun keduanya terkait dengan kekurangan nutrisi, mereka memiliki perbedaan mendasar dalam hal penyebab, dampak, dan cara penanganannya.
Berikut adalah perbedaan antara stunting dan busung lapar.
Stunting
Stunting terjadi ketika seorang anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup selama periode pertumbuhan awal, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupannya, yang dimulai dari masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Kekurangan gizi kronis, terutama dalam hal protein, energi, dan mikronutrien seperti zat besi, seng, dan vitamin A, adalah penyebab utama stunting.
Faktor-faktor seperti nutrisi ibu selama kehamilan, pola makan anak, dan sanitasi yang buruk juga dapat berkontribusi pada stunting.
Busung Lapar (Marasmus dan Kwashiorkor)
Busung lapar adalah kondisi akibat defisit gizi akut yang parah.
Terdapat dua jenis utama busung lapar, marasmus dan kwashiorkor.
Marasmus terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan cukup kalori dan protein. Hal ini sering terjadi pada anak-anak yang kelaparan dalam jangka waktu yang lama.
Baca Juga: 7 Faktor Utama yang Menyebabkan Bayi Stuning, Moms Harus Waspada!
Kwashiorkor, di sisi lain, terjadi ketika anak-anak menerima cukup kalori tetapi kekurangan protein dan nutrisi penting lainnya.
Ini sering kali terjadi dalam situasi di mana anak menerima makanan berkalori tinggi, tetapi rendah protein, seperti makanan berbasis karbohidrat.
Stunting
Dampak stunting terutama terlihat dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik yang terhambat.
Anak-anak yang mengalami stunting sering kali lebih pendek daripada seharusnya dan mungkin memiliki masalah dalam perkembangan otak dan kemampuan kognitif.
Ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam mencapai potensi penuhnya, baik secara fisik maupun intelektual, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan produktivitas di kemudian hari.
Busung Lapar
Busung lapar dalam bentuk marasmus dapat menyebabkan penurunan berat badan yang drastis, kelemahan otot, dan kehilangan massa otot yang signifikan.
Kwashiorkor dapat menyebabkan pembengkakan di perut (ascites), kulit yang mengelupas, rambut yang kering dan mudah rontok, dan kerusakan organ internal.
Baik marasmus maupun kwashiorkor memiliki risiko kematian yang tinggi jika tidak segera diobati.
Stunting
Baca Juga: Mengapa Bisa Stunting? Ini Penyebab dan Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Anak
Mengatasi stunting memerlukan pendekatan jangka panjang yang berfokus pada perbaikan nutrisi selama periode pertumbuhan awal.
Meningkatkan nutrisi ibu selama kehamilan dan memberikan makanan bergizi kepada bayi dan anak-anak adalah langkah penting dalam pencegahan stunting.
Program pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi, dan perbaikan sanitasi juga dapat membantu mengurangi stunting.
Busung Lapar (Marasmus dan Kwashiorkor)
Penanganan busung lapar biasanya memerlukan perawatan medis darurat di rumah sakit atau pusat gizi terkait.
Anak-anak dengan marasmus perlu menerima kalori dan protein tambahan secara perlahan untuk membangun kembali massa otot dan berat badan.
Anak-anak dengan kwashiorkor memerlukan suplementasi protein dan nutrisi serta perawatan medis untuk mengatasi komplikasi seperti ascites.
Stunting dan busung lapar adalah dua masalah gizi yang berbeda baik dari segi penyebab, dampak, maupun penanganannya.
Stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang, sementara busung lapar adalah hasil dari kekurangan gizi akut yang parah.
Untuk mencegah dan mengatasi kedua masalah ini, penting untuk memahami perbedaan mereka dan melibatkan berbagai pendekatan, termasuk perbaikan gizi, pendidikan gizi, serta perawatan medis yang sesuai.
Nah, itu dia Moms perbedaan stunting dan busung lapar. Semoga tidak keliru lagi, ya!
Baca Juga: Dampak Orangtua Mengabaikan Gizi Stunting, Bisa Berpengaruh pada Tumbuh Kembang Si Kecil
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR