Misalnya, gangguan tiroid atau sindrom ovarium polikistik dapat berdampak pada kehamilan.
Kadang-kadang, kelainan pada rahim ibu, seperti mioma atau septum uterus, dapat menghambat pertumbuhan janin.
Infeksi tertentu, seperti rubella atau sitomegalovirus, dapat menyebabkan janin tidak berkembang.
Penyakit kronis ibu, seperti diabetes atau lupus, juga dapat memainkan peran dalam masalah ini.
Plasenta yang tidak berfungsi dengan baik atau kondisi seperti preeklamsia dapat mempengaruhi pasokan darah dan nutrisi ke janin.
Apabila janin di dalam kandungan didiagnosis tidak berkembang, Moms bisa melakukan beberapa hal berikut untuk mengatasinya.
Pemeriksaan medis prenatal yang teratur sangat penting.
Ini akan membantu dalam mendeteksi masalah perkembangan janin sedini mungkin.
Jika ditemukan tanda-tanda bahwa janin tidak berkembang, dokter dapat menyarankan tes genetik untuk menilai kromosom janin.
Ini bisa membantu dalam membuat keputusan tentang langkah selanjutnya.
Pastikan ibu hamil menjaga kesehatan yang optimal. Ini termasuk mengelola kondisi medis yang ada, seperti diabetes atau hipertensi, dengan baik.
Baca Juga: Timbulkan Rasa Tidak Nyaman, Kenali Masalah Kehamilan Kaki Bengkak dan Cara Mengatasinya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR