Rini mengatakan bahwa ada perbedaan dalam pemberian edukasi kesehatan reproduksi, baik itu sesuai tahapan usia maupun jenis kelamin anak tersebut.
"Untuk anak laki-laki, tentu (pemberian edukasi) dilakukan oleh ayahnya. Jadi, peran ayah sangatlah penting untuk memberikan edukasi kesehatan reproduksi kepada anak laki-laki," ujar Rini.
"Dari ibu juga memiliki peran penting untuk mengedukasi kesehatan reproduksi kepada anak perempuan," lanjutnya.
Tak sampai di situ. Rini juga menegaskan para orangtua untuk tidak memberikan penjelasan dengan kata-kata 'bersayap'.
“Misalnya, kalau menjelaskan tentang alat reproduksi ya langsung saja disebut. Baik itu vagina ataupun penis.
Jangan ada kata-kata 'bersayap'-nya,” tegas Rini.
Terlebih, jika remaja telah mengalami berbagai perubahan drastis pada tubuhnya.
Misalnya, payudara yang semakin membesar dan mulai menstruasi pada anak perempuan.
Atau, suara yang semakin berat dan sering mengalami mimpi basah pada anak laki-laki.
Kemudian, lanjutnya, orangtua juga harus mendengarkan apa yang diperoleh atau didapat anak dari lingkungan teman-teman pergaulannya.
"Itu harus kita dengarkan, kemudian kita berikan penjelasan sesuai dengan kebutuhan anak," pesan Rini.
Baca Juga: Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Sangat Penting bagi Catin, Ini Kata Kepala BKKBN
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR