Nakita.id - Benarkah ibu menyusui dapat turunkan risiko diabetes pada anak?
Menyusui adalah aktivitas yang Moms lakukan untuk mendukung kesehatan dan tumbuh kembang anak sejak dini.
Meski begitu, diabetes merupakan salah satu kondisi yang dapat menyerang siapa saja. Termasuk, ibu menyusui dan anak.
Namun percaya atau tidak? Risiko diabetes pada anak tentu dapat dicegah, Moms.
Salah satunya adalah dengan memberikan ASI pada anak, khususnya ASI eksklusif selama 6 bulan.
Berikut penjelasan selengkapnya seperti dilansir dari American Diabetes Association.
Seperti yang sudah kita ketahui, ibu menyusui harus menyusui setidaknya 6 bulan lamanya. Termasuk, ibu menyusui dengan diabetes.
Moms harus tahu, anak yang menyusu secara rutin memiliki risiko rendah untuk mengembangkan diabetes tipe 1 kedepannya.
Juga, berisiko rendah mengalami berat badan berlebih atau obesitas yang menjadi faktor risiko diabetes tipe 2.
Selain menurunkan risiko diabetes, anak yang menyusu juga lebih jarang mengalami beberapa penyakit serius lainnya.
Diantaranya seperti asma, eksim, penyakit pernapasan, infeksi telinga, dan lain-lain.
Baca Juga: Cara Menyusui Bayi Baru Lahir Agar Tidak Sakit, Begini yang Benar dan Aman
Tidak hanya pada anak. Aktivitas menyusui yang rutin ternyata juga dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2.
Bahkan, risiko tekanan darah tinggi, kanker payudara, kanker ovarium, osteoporosis (pengeroposan tulang), dan radang sendi.
Ditambah, rutin menyusui dapat menurunkan berat badan dengan cepat setelah melahirkan.
Juga, dapat mempercepat penyembuhan pasca persalinan.
Jadi, jangan sampai Moms lewatkan manfaat luar biasa dari menyusui ya.
Apalagi, kita sudah tahu bahwa ibu menyusui dapat menurunkan risiko diabetes pada anak sejak dini.
Apabila Moms memiliki diabetes dan sedang dalam masa menyusui, berikut beberapa tips yang perlu Moms ikuti.
Pertama, Moms harus berkonsultasi dengan dokter kandungan mengenai kekhawatiran tidak dapat memberikan ASI eksklusif untuk anak karena diabetes.
Minta juga saran pengobatan yang sebaiknya dilakukan, pola makan, dan upaya lainnya agar proses menyusui tetap bisa dilakukan.
Kolostrum adalah ASI yang sebenarnya sudah diproduksi di payudara sejak hamil trimester ketiga.
Beberapa konsultan laktasi mungkin akan menyarankan Moms untuk mulai memerah kolostrum menjelang persalinan.
Baca Juga: Penyebab Rambut Rontok Ibu Menyusui, Banyak Faktor yang Jarang Moms Tahu
Hal ini untuk mengantisipasi ketika anak mengalami kadar gula darah rendah (hipoglikemia), Moms.
Atau mungkin, Moms membutuhkan waktu lebih lama untuk pemulihan setelah persalinan.
Meski begitu, Moms sangat disarankan untuk memerah kolostrum dengan pendampingan tenaga medis di faskes terdekat.
Menyusui tentunya akan menghabiskan energi dan meningkatkan kemungkinan hipoglikemia, Moms.
Untuk itu, makanlah menu yang mengandung serat, protein, dan karbohidrat tinggi sebelum menyusui.
Bila perlu, Moms juga boleh mengonsumsi camilan sehat seperti buah, sayur, dan kacang-kacangan selama menyusui.
Selain asupan energi, Moms juga perlu mendapatkan asupan cairan setidak 3-4 liter sehari selama masa menyusui.
Agar terhindar dari dehidrasi, sediakan selalu air mineral dalam jangkauan, termasuk ketika sedang menyusui.
Untuk Moms yang diabetes dan tengah menyusui, tetaplah lakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin.
Terlebih, jika Moms merasa lemas, sakit kepala, atau pandangan mulai kabur setelah menyusui.
Apabila Moms sering mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah cek ke dokter. Semoga bermanfaat ya, Moms!
Baca Juga: Bukan Hal Tidak Mungkin, Kenali Ciri-ciri Hamil Saat Masih Menyusui
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR