Nakita.id - Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak, tetapi terkadang ciri-ciri tertentu dapat menunjukkan bahwa anak membutuhkan bantuan lebih lanjut dari seorang psikolog.
Berikut adalah ciri-ciri anak dengan tantrum yang harus dibawa ke psikolog:
Jika anak mengalami tantrum secara teratur dan berkepanjangan, ini bisa menjadi pertanda bahwa ada masalah yang lebih mendalam.
Tantrum yang berlangsung lebih lama dari yang umumnya diharapkan untuk usia anak tersebut dapat menjadi tanda bahwa ada masalah yang perlu diatasi.
Tantrum biasanya disertai dengan ekspresi emosi yang kuat, tetapi jika anak secara terus-menerus menunjukkan intensitas yang sangat tinggi dalam reaksi emosionalnya, seperti berteriak atau merusak barang-barang di sekitarnya, ini bisa menjadi tanda kebutuhan bantuan profesional.
Salah satu ciri khas tantrum adalah anak kesulitan mengendalikan diri. Namun, jika anak terus-menerus kesulitan mengendalikan emosinya bahkan dalam situasi yang relatif biasa, ini bisa menandakan masalah yang lebih serius.
Jika anak tiba-tiba mengalami perubahan perilaku yang signifikan, seperti menjadi lebih agresif, menarik diri dari interaksi sosial, atau menunjukkan perilaku yang tidak biasa lainnya bersamaan dengan tantrum yang berulang, ini bisa menjadi tanda bahwa ada faktor penyebab yang lebih mendalam.
Tantrum yang dipicu oleh situasi atau rangsangan yang seharusnya tidak memicu reaksi seperti itu dapat menjadi pertanda masalah yang lebih besar.
Misalnya, jika anak merespon dengan tantrum yang ekstrem terhadap perubahan kecil dalam rutinitas atau lingkungan mereka, ini bisa menunjukkan masalah yang lebih mendalam.
Jika orangtua telah mencoba berbagai strategi untuk mengelola tantrum anak tetapi tidak melihat perbaikan.
Ini bisa menjadi tanda bahwa masalah tersebut lebih kompleks dan memerlukan bantuan dari seorang profesional.
Baca Juga: Berperan Sama untuk si Kecil, Ini Manfaat Kehadiran Ayah Saat Anak Tantrum
Anak dengan masalah emosional mungkin memiliki perasaan yang terlalu intens tentang masalah-masalah kecil. Mereka mungkin merasa sangat marah atau terluka oleh hal-hal yang seharusnya tidak menjadi sumber konflik atau emosi yang kuat.
Anak yang mengalami masalah emosional mungkin menunjukkan kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau orang dewasa. Mereka mungkin cenderung mengisolasi diri atau kesulitan membangun hubungan yang sehat.
Perkembangan sosial dan emosional adalah bagian penting dari pertumbuhan anak.
Jika seorang anak mengalami penurunan dalam kemampuan sosial atau perkembangan emosional yang stagnan atau mundur, ini bisa menjadi tanda masalah yang perlu ditangani oleh seorang psikolog.
Tantrum yang berlanjut hingga usia yang lebih lanjut. Misalnya, setelah anak memasuki usia sekolah, bisa menjadi pertanda bahwa ada masalah yang lebih dalam yang perlu dianalisis oleh seorang profesional.
Anak-anak yang sudah cukup besar untuk berbicara tapi masih sering mengandalkan tantrum sebagai cara komunikasi utama mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengungkapkan diri secara verbal. Ini dapat menjadi tanda bahwa mereka membutuhkan bantuan dalam mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih sehat.
Jika ada riwayat masalah emosional atau gangguan mental dalam keluarga, anak mungkin memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah serupa. Ini bisa menjadi faktor yang memperkuat kebutuhan untuk konsultasi dengan seorang profesional.
Penting untuk diingat bahwa anak-anak dapat bereaksi terhadap berbagai situasi dengan cara yang berbeda, dan beberapa tantrum adalah bagian normal dari perkembangan mereka.
Namun, jika Anda melihat beberapa dari ciri-ciri ini dan khawatir tentang kesejahteraan anak Anda, konsultasikan dengan seorang psikolog anak atau seorang profesional kesehatan mental.
Mereka dapat melakukan evaluasi lebih lanjut dan memberikan bimbingan yang sesuai untuk mengatasi masalah yang mungkin ada.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Bukan Langsung Memarahi, Ini Trik Efektif Mengatasi Anak Tantrum di Mall
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR