Nakita.id - Setiap tahunnya, Hari Pangan Sedunia diperingati pada 16 Oktober.
Tema Hari Pangan Sedunia tahun 2023 adalah 'Air Adalah Kehidupan, Air Adalah Makanan, Jangan Tinggalkan Siapa Pun'.
Melalui peringatan Hari Pangan Sedunia ini, diharapkan masyarakat seluruh dunia dapat menjaga ketersediaan air bersih untuk mendukung keberlangsungan kehidupan.
Termasuk, dalam mengolah makanan yang bergizi dan seimbang agar tumbuh kembang anak dapat berlangsung optimal.
Pasalnya, jika seseorang kesulitan mendapat akses air bersih, tentunya orang tersebut tidak dapat menghasilkan makanan yang bergizi juga seimbang.
Menurut Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS, komposisi makanan dalam pemberian makanan tambahan (PMT) posyandu tentunya harus memiliki karbohidrat. Lalu, protein, lemak, vitamin, hingga mineral.
“Sederhananya, memang ada makanan pokok, ada lauk pauk, ada sayur, ada buah, ada minum,” kata Prof. Hardin dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, Kamis (19/10/2023).
Namun seringkali, lanjut Prof. hardin, pemerintah atau orang-orang terkait memiliki pendanaan yang terbatas untuk program PMT posyandu.
“Sehingga, dilihat kekurangannya apa,” sebutnya.
“Misalnya, wilayah A kurang vitamin maka makanan yang diberikan harus yang kaya atau vitamin,” ujarnya.
Selain PMT, Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) ini juga menyampaikan, pemerintah juga memberikan suplemen tablet tambah darah.
Baca Juga: Contoh Menu PMT Stunting untuk Dukung Tumbuh Kembang Anak Optimal, Penuh dengan Nutrisi
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya anemia sejak sebelum hamil.
Maka dari itulah, program PMT posyandu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di masing-masing wilayah.
Baik itu kondisi anak maupun kondisi ibu hamil, agar kesehatan tetap berjalan secara optimal.
Sebagai informasi, 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) dimulai dari masa janin terbentuk hingga bayi berusia 2 tahun.
Menurut Prof. Hardin, tentunya persentase dari total energi itu berasal dari makanan protein.
"Itu (protein) lebih tinggi dibandingkan yang makanan berlemak, karena ini untuk pembentukan janin," ungkap Prof. Hardin yang juga adalah Ketua Umum PERGIZI Pangan Indonesia.
"Nanti setelah lahir dan sudah berusia 2 tahun, persentase proteinnya bisa dikurangi kemudian persentase lemak baiknya ditingkatkan," lanjutnya menerangkan.
Anjuran ini sebenarnya sudah mengikuti anjuran dari Kementerian Kesehatan, yang disebut 'Isi Piringku' atau 'Piring Makanku', dimana separuhnya adalah karbohidrat dan lauk pauk, sedangkan separuhnya lagi adalah sayur dan buah.
"Nah, ketika hamil, porsi lauk pauknya harus relatif seimbang dengan karbohidrat, dan lemaknya dibatasi.
Tapi, ketika nanti anak berusia 2 tahun, proteinnya dikurangi karena sudah diberikan ASI eksklusif sebelumnya," terang Prof. Hardin.
Baca Juga: Bolehkah Posyandu Memberikan PMT Puding dan Biskuit untuk Balita? Ini Penjelasannya
Prof. Hardin menyebut, di dalam ASI eksklusif sendiri terdapat 50% lemak sebagai sumber energi, sehingga ketika bayi sudah mulai MPASI, diperlukan adanya peningkatan asupan lemak baik.
Dirinya bahkan mengatakan, hal ini bertujuan untuk mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Terutama di masa 1000 HPK.
Maka dari itulah, selama masa kehamilan, pastikan Moms mendapatkan sumber protein yang baik. Khususnya, sumber protein hewani seperti daging ayam, daging merah, serta ikan.
Sebab, protein hewani sendiri bermanfaat untuk tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Selain itu, ketika bayi sudah lahir, Moms bisa meningkatkan asupan lemak untuknya. Mulai dari memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
Kemudian, mengenalkan MPASI kepada bayi dengan memastikan asupan lemak baik terkandung di dalamnya.
Namun, Moms juga tetap perlu mengimbangi makanan yang akan dikonsumsi dengan nutrisi-nutrisi lainnya ya.
Diantaranya seperti karbohidrat dari makanan pokok, hingga vitamin dan mineral dari sayuran serta buah.
Selain dari makanan bernutrisi tinggi, Prof. Hardin juga mengingatkan kebiasaan sehat lainnya yang juga perlu dilakukan selama masa 1000 HPK. Khususnya, bagi Moms yang sedang hamil.
"Minum itu penting. Apalagi exercise (olahraga) ringan yang juga penting untuk kehamilan," tutupnya.
Semoga artikel diatas bermanfaat ya, Moms.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR