Langkah kedua adalah, melakukan program di lokasi prioritas yang tinggi prevalensi stuntingnya.
Menurut Ma'ruf, langkah ini dapat membantu menurunkan prevalensi stunting secara signifikan dan tepat sasaran.
Langkah ketiga adalah, mengadakan program berbentuk aksi nyata yang menyasar langsung pada kelompok sasaran prioritas.
Sehingga, manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh kelompok tersebut.
Langkah keempat adalah, menempatkan penerima manfaat dan pelaku di tingkat masyarakat sebagai pelaku utama pelaksanaan program.
Caranya adalah dengan melibatkan mereka dalam setiap tahapan pelaksanaan, sehingga muncul rasa memiliki dan kebanggaan dari masyarakat.
Langkah kelima adalah, menyusun strategi keberlanjutan sejak awal pelaksanaan program, sehingga masyarakat bersama pemerintah daerah dapat melanjutkan inisiatif ini dengan baik.
"Akhir kata, saya berharap semua program dan kerja sama yang terjalin akan
terlaksana secara efektif, tepat sasaran, dan berkelanjutan," tutur Ma'ruf.
"Mari terus lanjutkan sinergi untuk menurunkan prevalensi, menciptakan generasi emas 2045, dan wujudkan Indonesia bebas stunting," tambahnya.
Bertepatan dengan momentum Hari Sumpah Pemuda, Kadin Indonesia ingin membangkitkan kembali semangat juga motivasi generasi muda Indonesia untuk mengentas stunting dan kemiskinan ekstrem dengan model pentahelix.
Plh. Ketua Umum Kadin Indonesia Yukki Nugrahawan Hanafi menyampaikan, salah satu bentuk nyata pentahelix para pelaku di dunia usaha adalah program atau gerakan BERES (Bersama Entaskan Stunting).
Baca Juga: HUT ke-60 Kompas Gramedia, Gelar KG Festival di Bentara Budaya Jakarta
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR