Nakita.id - Apa dampak stunting saat anak balita? Ini penjelasannya!
Stunting adalah masalah gizi kronis yang terjadi pada anak-anak balita.
Ini terjadi ketika anak mengalami kekurangan gizi kronis dalam jangka panjang.
Terutama kekurangan gizi protein dan zat gizi penting lainnya yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal.
Akibatnya, pertumbuhan fisik anak terhambat, dan anak tersebut memiliki tinggi badan yang lebih pendek daripada anak-anak seumurannya.
Stunting terutama terjadi pada anak-anak di negara-negara berkembang.
Ini karena akses terhadap makanan bergizi terbatas dan faktor-faktor lingkungan seperti sanitasi yang buruk, air bersih yang terbatas, dan infeksi parasit memperburuk masalah ini.
Stunting seringkali dimulai selama masa kehamilan dan terus berlanjut selama dua tahun pertama kehidupan anak, yang merupakan periode kritis pertumbuhan.
Melansir dari berbagai sumber, ada dampak signifikan stunting pada anak balita yang harus Moms ketahui.
Dampak stunting pada anak balita sangat besar dan mencakup berbagai aspek.
Mulai dari kesehatan fisik, perkembangan kognitif, dan masa depan ekonomi.
Baca Juga: KG Media dan Kadin Indonesia Ajak Seluruh Pihak Turunkan Stunting Melalui Gerakan BERES
Berikut adalah beberapa dampak utama dari stunting:
1. Pertumbuhan Fisik Terhambat
Dampak utama dari stunting adalah pertumbuhan fisik yang terhambat.
Anak-anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari anak-anak seumurannya.
Keterlambatan pertumbuhan ini dapat bersifat permanen, yang berarti anak tersebut akan tetap memiliki tinggi badan yang lebih pendek sepanjang hidupnya.
2. Masalah Kesehatan yang Lebih Rentan
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk infeksi, gangguan pernapasan, dan masalah pencernaan.
Tubuh yang tidak tumbuh optimal memiliki sistem kekebalan yang lebih lemah, sehingga anak lebih mudah jatuh sakit.
3. Keterlambatan Perkembangan Kognitif
Stunting juga dapat berdampak pada perkembangan kognitif anak.
Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterlambatan dalam perkembangan kemampuan berpikir, belajar, dan berbicara.
Ini dapat memengaruhi kemampuan anak untuk meraih potensi akademiknya.
4. Performa Sekolah yang Rendah
Anak-anak yang mengalami stunting sering kali memiliki performa sekolah yang lebih rendah.
Keterlambatan perkembangan kognitif dan masalah kesehatan yang lebih sering dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar dan berpartisipasi dalam pendidikan.
5. Kemiskinan dan Keterbatasan Ekonomi
Dampak stunting tidak hanya berhenti pada masa anak-anak, tetapi juga memengaruhi masa depan ekonomi.
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki pendapatan yang lebih rendah sebagai dewasa, dan mereka juga lebih rentan terhadap kemiskinan.
6. Masalah Gizi yang Menetap
Stunting sering kali terjadi dalam keluarga yang mengalami masalah gizi.
Ini dapat menciptakan lingkaran setan di mana anak-anak yang menderita stunting saat anak balita kemudian tumbuh menjadi orang dewasa yang juga mengalami masalah gizi.
Kondisi ini dapat terus berlanjut ke generasi berikutnya jika tidak ada intervensi yang tepat.
Baca Juga: Cara Mengobati Stunting Anak, Ini yang Dilakukan untuk Perbaikan Kondisi Si Kecil
Mengenal Istilah Grooming yang Ramai di Video Viral Guru dan Murid di Gorontalo
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR