Nakita.id - Sebagai ibu menyusui yang baru, memberikan ASI eksklusif adalah suatu kewajiban.
Pasalnya, ASI yang dihasilkan dari ibu menyusui ini bermanfaat untuk mendukung tumbuh kembang bayi berkat kandungan nutrisi yang lengkap di dalamnya.
Jika ibu menyusui kurang atau bahkan jarang memberikan ASI eksklusif, maka ini dapat berdampak buruk pada kesehatan bayi itu sendiri.
Ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi produksi ASI, salah satunya adalah metode persalinan bayi itu sendiri yakni persalinan caesar.
Moms harus tahu, persalinan caesar bisa menjadi penghambat sukses menyusui, terutama di hari-hari awal setelah melahirkan.
Pasalnya selama persalinan caesar berlangsung, Moms biasanya diberikan anestesi sehingga relatif tidak sadar untuk dapat mengurus bayinya di jam pertama setelah bayi lahir.
Sebagai informasi, jenis obat anestesi yang biasa digunakan saat operasi caesar adalah bupivakain, yang termasuk sebagai obat anestesi lokal.
Jenis ini memiliki efek obat yang tahan lama, tetapi mulai kerja yang relatif lambat yakni 20 menit.
Setelah diberikan obat anestesi pasca persalinan caesar, pada hari pertama, ASI yang keluar relatif kurang lancar.
Hal ini dibuktikan dalam Saintekes: Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan oleh Josnata Layuk (2023) yang meneliti 36 responden di RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor.
Hasilnya, sebanyak 21 orang kurang lancar dalam menyusui pada hari pertama.
Kemudian, diikuti oleh 11 orang cukup lancar menyusui dan 4 orang lancar menyusui pada hari pertama.
Namun pada hari kedua, angka lancar menyusui meningkat drastis menjadi 23 orang dari 36 responden.
Diikuti dengan 7 orang cukup lancar menyusui dan 6 orang kurang lancar menyusui.
Meski Moms juga mendapat epidural yang membuat tetap sadar, kondisi luka operasi di bagian perut relatif membuat proses menyusui sedikit terhambat.
Hal ini dikarenakan Moms dengan luka caesar tidak disarankan untuk bergerak bebas, agar luka tidak semakin terbuka lebar pasca operasi.
Tidak hanya itu. Umumnya pasca persalinan caesar, Moms akan cenderung mengalami kelelahan, kesakitan, dan kecemasan sehingga membuat hormon kortisol naik dalam darah.
Hormon kortisol yang tinggi tentu akan memengaruhi laktasi, dan menyebabkan produksi hormon oksitosin terhambat sehingga berpengaruh pada produksi ASI itu sendiri.
Pada akhirnya, pemberian ASI eksklusif melalui inisiasi menyusui dini (IMD) menjadi terhambat.
Selain pada ibu menyusui, bayi yang terlahir caesar juga mungkin mengantuk dan tidak responsif untuk menyusu. Terutama, jika Moms telah mendapatkan obat-obatan penghilang sakit sebelum operasi dilakukan.
Tetap konsultasikan dengan dokter terkait tips pemberian ASI eksklusif atau IMD yang lancar jika melahirkan secara caesar.
Semoga artikel di atas bermanfaat ya, Moms.
Baca Juga: Sebelum Memilih Jenis Anestesi Saat Sesar, Moms Perlu Perhatikan Ini
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR