Nakita.id - Sunat, atau khitan, adalah prosedur bedah yang melibatkan pengangkatan sebagian atau seluruh kulup dari ujung penis.
Selain dimotivasi oleh kepercayaan keagamaan, sunat juga dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi manfaat sunat untuk kesehatan, baik dari segi medis maupun kesejahteraan umum.
1. Pencegahan Infeksi
Salah satu manfaat kesehatan utama dari sunat adalah pengurangan risiko infeksi pada area genital.
Kulup pada ujung penis dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri dan jamur, yang dapat menyebabkan infeksi seperti balanitis.
Sunat menghilangkan lingkungan lembab yang dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme patogen, mengurangi risiko peradangan dan infeksi pada organ genital pria.
2. Pengurangan Risiko Kanker Penis
Sunat juga dikaitkan dengan pengurangan risiko kanker penis.
Kulup yang tidak disunat dapat meningkatkan risiko terkena kanker pada ujung penis.
Sunat mengurangi risiko ini dengan menghilangkan jaringan yang dapat menjadi tempat pertumbuhan sel kanker.
Baca Juga: Perawatan Bayi Setelah Sunat yang Tepat Agar Luka Cepat Kering dan Tidak Infeksi
Meskipun kanker penis jarang terjadi, sunat dianggap sebagai langkah preventif yang efektif.
3. Pengurangan Risiko Kanker Serviks pada Pasangan Wanita
Sunat pada pria juga dapat memberikan manfaat kesehatan kepada pasangan wanita.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasangan pria yang disunat memiliki risiko yang lebih rendah terkena virus papiloma manusia (HPV), yang dapat menyebabkan kanker serviks pada wanita.
Oleh karena itu, sunat dapat memainkan peran dalam pengurangan penyebaran HPV dan melindungi pasangan wanita dari risiko kanker serviks.
4. Pengurangan Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)
Sunat telah terbukti dapat mengurangi risiko penularan penyakit menular seksual (PMS) pada pria.
Beberapa PMS, seperti HIV, herpes, dan sifilis, memiliki risiko penularan yang lebih rendah pada pria yang telah disunat.
Sunat dapat mengurangi kemungkinan terjadinya luka atau lecet pada kulup yang dapat menjadi pintu masuk bagi agen penyebab penyakit.
5. Meningkatkan Kebersihan dan Kesehatan Reproduksi
Sunat juga dapat memberikan manfaat dalam hal kebersihan dan kesehatan reproduksi.
Baca Juga: 7 Ciri-ciri Luka Sunat Anak yang Terinfeksi dan Cara Menanganinya
Kulup yang terlalu ketat atau sulit dibersihkan dapat menjadi tempat penumpukan kotoran dan bakteri.
Dengan menghilangkan kulup, sunat mempermudah perawatan dan pembersihan organ genital pria, yang dapat membantu mencegah masalah kesehatan seperti infeksi dan iritasi.
6. Pengurangan Risiko Penyakit Urologis
Sunat dapat mengurangi risiko beberapa penyakit urologis pada pria.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang disunat memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit seperti batu ginjal, prostatitis, dan infeksi saluran kencing.
Meskipun hubungan pasti antara sunat dan penurunan risiko penyakit ini masih menjadi subjek penelitian, beberapa temuan menunjukkan korelasi positif.
7. Kesehatan Psikologis
Meskipun manfaat ini mungkin tidak langsung terlihat, sunat juga dapat memberikan dampak positif pada kesehatan psikologis pria.
Beberapa individu mengalami peningkatan kepercayaan diri atau perasaan kenyamanan setelah menjalani sunat. Faktor ini dapat memengaruhi kesejahteraan emosional dan mental pria.
8. Pengurangan Risiko Phimosis dan Paraphimosis
Phimosis adalah kondisi di mana kulup sulit ditarik ke belakang dari kepala penis, sementara paraphimosis adalah kondisi di mana kulup yang ditarik ke belakang sulit untuk dikembalikan ke posisi semula.
Baca Juga: Rincian Biaya Sunat di Puskesmas dari Bayi Hingga Dewasa
Sunat dapat mencegah kedua kondisi ini dengan menghilangkan kulup, sehingga meningkatkan fleksibilitas dan fungsi penis.
9. Memudahkan Aktivitas Seksual
Beberapa pria melaporkan bahwa sunat dapat membuat aktivitas seksual menjadi lebih nyaman.
Dengan menghilangkan kulup, sensitivitas pada ujung penis dapat berkurang sedikit, yang dapat membantu mengurangi risiko ejakulasi dini pada beberapa pria.
Namun, ini bersifat individual dan tidak berlaku untuk semua orang.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR