Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Nakita telah mewawancarai secara eksklusif dr. Nurvidya Rachma Dewi, Sp. P, Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RS Pondok Indah - Pondok Indah.
“Kasus penyakit TB di Indonesia memang tinggi, Indonesia berada di posisi kedua di seluruh dunia
Di atas Indonesia itu, ada China, India, tapi China sekarang bisa turun, kemudian India yang naik. Tapi, Indonesia tetap bertahan di ranking kedua,” ujar dr. Nurvidya saat dihubungi oleh Nakita via telepon, Jumat (22/12/2023).
Menurut dr. Nurvidya, ada banyak faktor penyebab kasus TB di Indonesia terbilang tinggi.
Mulai dari ketidakpatuhan pasien untuk berobat, kurangnya ketersediaan obat, hingga pemantauan pasien.
“Mengapa demikian? Inilah yang selalu menjadi permasalahan. Kita selalu merencanakan untuk bebas TB, tetapi dari data yang terakhir didapat justru menyatakan bahwa pengidap TB ini mengalami kenaikan,” kata dr. Nurvidya.
“Adakah faktor khusus yang menyebabkannya, bisa dibilang penyakit TBC itu multifaktorial. Jadi, tidak bisa dikatakan hanya karena ketidakpatuhan pasien untuk berobat. Itu memang salah satu faktor, tapi pembiayaan, pelayanan kesehatan, pemantauan pasien, itu juga semua memengaruhi,” ungkap dr. Nurvidya.
“Oleh sebab itu, program TB tidak hanya bisa dipegang oleh satu pihak, tapi merupakan program nasional bahkan di seluruh dunia. Karena, untuk mencegah TB dibutuhkan kebijakan dari pemerintah, ketersediaan tenaga kesehatan, obat, dan lain-lain,” sambungnya.
“Sebagai informasi, TB terdiri dari dua jenis, yaitu TB paru dan TB ekstra paru. Yang perlu diwaspadai adalah TB paru, karena itu menular dan lebih aktif,” ujar dr. Nurvidya.
Adapun gejala klasik TB paru yang biasanya terjadi seperti:
Baca Juga: Penjelasan Cara Membersihkan Paru-paru Bekas TBC, Bisa Pakai Bahan Alami
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR