Nakita.id - Moms harus tahu, berikut ini adalah informasi biaya pengobatan bayi kuning. Yuk simak!
Bayi kuning atau jaundice neonatorum adalah kondisi umum pada bayi yang baru lahir.
Kondisi ini adalah ketika warna kulit dan mata bayi tampak kuning karena tingginya kadar bilirubin dalam darah.
Meskipun umumnya tidak berbahaya, pengobatan mungkin diperlukan terutama ketika tingkat bilirubin sangat tinggi.
Bayi kuning disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin, zat yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah yang tua.
Bayi yang baru lahir mungkin memiliki sistem hati yang belum sepenuhnya matang untuk mengatasi bilirubin.
Sehingga dapat terjadi penumpukan yang menyebabkan kulit dan mata bayi tampak kuning.
Tanda-tanda bayi kuning meliputi kulit dan mata yang kuning, bayi tampak lemas, kurangnya nafsu makan, dan kurangnya aktifitas.
Jika bayi kuning tidak diobati, kondisi ini dapat berkembang menjadi jaundice berat yang dapat berdampak serius pada kesehatan bayi.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah kisaran biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan bayi kuning.
Pengobatan bayi kuning bisa dilakukan dengan fototerapi dan transfusi darah.
Baca Juga: Berapa Lama Bayi Dijemur Agar Tidak Kuning? Panduan dan Fakta Penting untuk Orang Tua Baru
Biaya Fototerapi
Biaya fototerapi sangat bervariasi tergantung di mana bayi mendapatkan fasilitas tersebut.
Apakah di rumah sakit atau di klinik swasta.
Biaya fototerapi di rumah sakit berkisar antara Rp2-4 juta per sesi.
Per sesi sendiri dilakukan selama 12 jam.
Itu belum termasuk biaya admnistrasi, biaya dokter anak dan cek bilirubin.
Jika bayi membutuhkan rawat inap, maka biayanya juga akan lebih tinggi.
Namun orang tua bayi bisa menggunakan BPJS Kesehatan.
Ini karena bayi baru lahir sudah bisa didaftarkan BPJS.
1. Perbanyak Asupan ASI atau Formula
Menyusui bayi secara teratur dapat membantu mengeluarkan lebih banyak bilirubin melalui feses.
Baca Juga: Ciri-ciri Bayi Kuning dan Penyebabnya, Ini Penjelasan Menurut Ahli!
Jika bayi kuning masih mendapatkan ASI atau formula, pastikan dia mendapatkan asupan yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
2. Sering Beri ASI
Meningkatkan frekuensi menyusui bisa membantu mengurangi kadar bilirubin dalam darah bayi.
Pemberian ASI yang lebih sering membantu bayi untuk sering buang air kecil dan feses, yang dapat membantu mengeluarkan bilirubin dari tubuh.
3. Fototerapi
Jika tingkat bilirubin tinggi, dokter mungkin merekomendasikan fototerapi.
Bayi ditempatkan di bawah lampu khusus yang membantu merubah bilirubin menjadi bentuk yang mudah diekskresikan oleh tubuh melalui urine dan tinja.
4. Tranfusi Darah
Untuk kasus bayi kuning yang lebih parah, dokter dapat merekomendasikan tranfusi darah.
Prosedur ini melibatkan penggantian sejumlah kecil darah bayi dengan darah yang sehat.
5. Monitor Kesehatan Bayi
Penting untuk secara teratur memonitor kesehatan bayi selama pengobatan.
Perhatikan perubahan warna kulit, tingkat kecerahan mata, dan perilaku bayi.
Jika ada perubahan yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR