Stunting dapat mengakibatkan masalah kesehatan sepanjang hidup, termasuk masalah kesehatan mental dan rendahnya produktivitas di masa dewasa.
Mitos 4: "Stunting Hanya Terjadi di Negara Berkembang."
Fakta: Meskipun prevalensi stunting lebih tinggi di negara-negara berkembang, kasus stunting juga terjadi di negara maju. Faktor-faktor sosial ekonomi dan lingkungan yang buruk dapat memengaruhi stunting di mana saja.
Mitos 5: "Stunting Hanya Terjadi Pada Anak yang Miskin."
Fakta: Meskipun anak-anak dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah memiliki risiko lebih tinggi terkena stunting, anak-anak dari keluarga dengan tingkat ekonomi yang lebih baik pun dapat mengalami stunting jika faktor-faktor lain tidak terpenuhi, seperti gizi dan asuhan anak yang baik.
Mitos 6: "Stunting Tidak Bisa Diperbaiki Setelah Usia Tertentu."
Fakta: Intervensi yang tepat, termasuk asupan gizi yang baik dan perawatan kesehatan yang memadai, dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak bahkan setelah usia tertentu.
Meskipun lebih baik mencegah stunting sejak dini, upaya untuk mengatasi stunting masih bermanfaat pada usia berapapun.
Mitos 7: "Stunting Hanya Terjadi Pada Anak yang Tidak Diberikan ASI Eksklusif."
Fakta: Meskipun ASI eksklusif memberikan manfaat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, stunting dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti ketidakcukupan nutrisi dan infeksi.
ASI eksklusif tidak selalu menjadi jaminan terhindarnya stunting.
Baca Juga: Pentingnya Peran Lingkungan dalam Upaya Pencegahan Stunting
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR