Nakita.id - Ketika seorang wanita menjadi ibu baru, banyak perubahan signifikan yang terjadi dalam hidupnya.
Dari perubahan fisik hingga perubahan hormon, semuanya dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan kognitif seorang ibu.
Salah satu klaim yang sering muncul adalah bahwa otak seorang ibu baru melahirkan bekerja lebih lambat.
Namun, seberapa benarkah pernyataan ini?
Berikut ulasan mengenai mitos dan fakta seputar kinerja otak ibu baru melahirkan serta memberikan tips untuk mengelola perubahan tersebut.
Mitos: Seiring kehamilan, dikatakan bahwa seorang ibu kehilangan sel-sel otaknya, yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif.
Fakta: Studi ilmiah belum dapat membuktikan bahwa kehamilan menyebabkan kehilangan sel-sel otak secara signifikan. Otak memiliki kemampuan untuk meremajakan sel-selnya.
Mitos: Ibu baru melahirkan dikatakan sulit berkonsentrasi dan fokus pada tugas-tugas intelektual.
Fakta: Konsentrasi mungkin terpengaruh oleh kurang tidur dan stres, bukan karena perubahan permanen pada otak.
Mitos: Beberapa percaya bahwa ibu baru cenderung mengalami penurunan daya ingat.
Fakta: Kurangnya tidur dan faktor stres dapat sementara memengaruhi daya ingat, tetapi otak biasanya pulih seiring waktu.
Baca Juga: Makanan yang Dianjurkan untuk Ibu Baru Melahirkan, Pemulihan Jadi Lebih Cepat!
Kurang tidur adalah salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi kinerja otak.
Menangani perubahan pola tidur bayi yang baru lahir dapat menyebabkan kurang tidur pada ibu.
Perubahan hormon selama kehamilan dan setelah melahirkan dapat memengaruhi suasana hati dan kesejahteraan mental.
Namun, pengaruhnya bisa bervariasi antar individu.
Menjadi orang tua baru membawa sejumlah stres dan kecemasan.
Kondisi ini dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan fokus ibu.
Menjadi ibu baru melibatkan banyak multitasking.
Mengurus bayi, membersihkan rumah, dan memikirkan pekerjaan rumah tangga lainnya dapat menantang kemampuan kognitif.
Meskipun tidur terganggu oleh kebutuhan bayi, prioritaskan untuk mendapatkan tidur yang cukup saat kesempatan muncul.
Istirahat yang baik mendukung kesehatan otak.
Makanan yang seimbang dan nutrisi yang cukup dapat mendukung kesehatan otak.
Baca Juga: Pentingnya Protein untuk Ibu Baru Melahirkan, Percepat Proses Penyembuhan hingga Produksi ASI
Pastikan untuk mendapatkan asupan nutrisi yang mencukupi.
Buka komunikasi dengan pasangan untuk mendukung satu sama lain dalam menghadapi tantangan sebagai orang tua baru.
Saling bantu dalam mengurangi beban dan stres.
Tetapkan waktu khusus untuk istirahat dan relaksasi.
Ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mental dan memungkinkan otak untuk pulih.
Olahraga memiliki dampak positif pada kesehatan otak.
Sesuaikan rutinitas olahraga yang sesuai dengan kondisi fisik dan kebutuhan bayi.
Jangan ragu untuk meminta bantuan dari orang lain atau mengambil waktu untuk diri sendiri.
Keseimbangan antara peran orang tua dan perhatian pada diri sendiri penting untuk kesehatan mental.
Meskipun ada banyak mitos seputar kinerja otak ibu baru melahirkan, faktanya kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kondisi seperti kurang tidur, perubahan hormonal, stres, dan multitasking dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan kognitif.
Dengan memahami faktor-faktor ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengelolanya, seorang ibu baru dapat membantu menjaga kinerja otaknya dan menjalani peran orang tua dengan lebih tenang.
Baca Juga: Ide Kado Ibu Melahirkan Tidak Biasa Tapi Sangat Bermanfaat, Apa Sih?
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR