Nakita.id - Apakah anak balita akhir-akhir ini sering tidur ngorok?
Anak balita yang tidur ngorok mungkin Moms anggap sebagai hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
Akan tetapi, balita yang ngorok saat tidur justru memiliki arti yang berbeda-beda.
Bahkan, terlalu sering mengorok bisa menandakan adanya kesulitan bernapas saat tidur.
Hal ini dapat memicu risiko terjadinya apnea tidur, dimana napas seseorang terhenti sementara selama beberapa kali saat tidur.
Anak yang mengalami apnea tidur tentu dapat berdampak secara langsung pada kesehatan fisik dan mental, serta kemampuan kognitif juga perilakunya.
Jika tidak ditangani dengan serius, maka apnea tidur yang diderita anak dapat menimbulkan komplikasi serius.
Sayangnya, tak banyak yang tahu apa yang menyebabkan anak balita sering ngorok.
Padahal dengan memahami apa saja penyebab anak balita tidur ngorok, Moms bisa terbantu menangani permasalah tersebut sesuai dengan penyebabnya.
Melansir dari Sleep Foundation, berikut adalah penyebab anak balita bisa tidur ngorok ya, Moms.
Jadi, jangan sampai Moms lewatkan penjelasan sebagai berikut.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Ngorok Saat Tidur, Salah Kuncinya Ada Pada Jumlah Bantal, Kok Bisa?
Moms harus tahu, ngorok umumnya terjadi ketika udara tidak mengalir dengan bebas di bagian belakang tenggorokan.
Jadi, ketika anak menghirup atau menghembuskan napas, jaringan di sekitar saluran udara bergetar dan menciptakan bunyi yang dapat didengar.
Ada banyak sekali faktor penyebab yang terjadi, akan tetapi pada anak inilah yang umum terjadi.
Moms harus tahu, tonsil dan adenoid adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang terletak di dekat belakang tenggorokan.
Jika membesar atau membengkak, biasanya ini disebabkan oleh adanya infeksi.
Sudah banyak studi yang menemukan bahwa anak dengan kelebihan berat badan atau obesitas akan lebih cenderung mendengkur.
Bagaimana tidak? Obesitas dapat menyempirkan saluran udara, sehingga meningkatkan risiko gangguan pernapasan saat tidur, termasuk apnea tidur.
Salah satu gejala flu pada anak balita adalah hidung tersumbat, Moms.
Alhasil, aliran udara menjadi tidak lancar dan terjadi infeksi yang menyebabkan peradangan pada tonsil serta adenoid.
Tahukah Moms? Anak dengan alergi justru dapat menyebabkan peradangan pada hidung dan tenggorokan.
Hal ini dapat membuat anak balita sulit bernapas dan meningkatkan risiko ngorok saat tidur.
Baca Juga: Penyebab Nafas Bayi Berbunyi Seperti Ngorok, Berbahayakah Bagi Si Kecil?
Sama halnya seperti alergi, asma pun dapat menghambat pernapasan dan memicu ngorok pada anak balita.
Moms juga harus tahu, anak yang terlalu banyak terpapar asap rokok juga bisa meningkatkan risiko ngorok saat tidur.
Hal ini dikarenakan asap rokok yang dapat memengaruhi sistem pernapasan itu sendiri.
Selain asap rokok, udara yang kotor akibat polusi juga bisa menyebabkan seorang anak bisa ngorok saat tidur.
Penelitian telah menemukan hubungan antara mendengkur pada anak-anak dan durasi menyusui yang lebih pendek.
Hingga saat ini alasan pastinya masih belum diketahui.
Namun, kemungkinan besar jika anak menyusui lebih lama, maka anak akan lebih jarang tidur ngorok.
Percaya atau tidak? Ada beberapa orang yang memiliki karakteristik anatomi yang cukup berbeda dari yang normal.
Sehingga, membuat anak sulit untuk bernapas normal saat tidur.
Sebagai contoh, septum deviasi, dimana lubang hidung tidak terpisah secara sama dan dapat menyebabkan pernapasan melalui mulut hingga mendengkur.
Itulah beberapa penyebab anak balita tidur ngorok ya, Moms. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: Bayi Ngorok Saat Tidur Apakah Normal? Kenali Penyebabnya Moms!
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR