Nakita.id - Moms harus tahu, polip pada anak balita jika dibiarkan bisa menimbulkan beberapa komplikasi.
Polip merupakan pertumbuhan jaringan pada area hidung atau sinus (saluran pernapasan hidung) yang berbentuk layaknya tetesan air mata.
Polip rentan dialami oleh segala kalangan usia, termasuk anak balita.
Pada anak balita, gejala polip sekilas terlihat seperti pilek yang tidak kunjung sembuh meski sudah diobati.
Selain itu, terdapat pula beberapa gejala lainnya seperti mengeluarkan lendir berlebih (ingus), hidung tersumbat, hingga gangguan indera penciuman.
Semua gejala ini tentu menimbulkan rasa yang tidak nyaman bagi anak balita.
Bahkan jika dibiarkan begitu saja, polip pada anak balita bisa membesar dan menyebabkan berbagai komplikasi serius.
Hal ini dikarenakan polip yang tumbuh dapat menghambat aliran udara normal dan drainase cairan pada hidung.
Juga, dapat menyebabkan iritasi jangka panjang dan pembengkakan (peradangan).
Lantas, apa saja komplikasi polip yang harus Moms waspadai?
Berikut penjelasan selengkapnya.
Baca Juga: Penyebab Bayi Tidur Nafas Bunyi, Begini Cara Merawat Si Kecil
Pertama, polip dapat memicu serangan asma secara tidak langsung, Moms.
Terlebih jika ukurannya semakin membesar, sehingga dapat menghambat aliran udara yang masuk melalui hidung.
Ini bisa terjadi akibat penumpukan lendir dan cairan di rongga hidung dan sinus.
Apnea tidur adalah gangguan tidur yang tidak boleh Moms sepelekan.
Pasalnya, anak balita dengan gangguan ini bisa saja mengalami pernapasan yang terhenti berulang kali selama tidur.
Moms harus tahu, apnea tidur disebabkan salah satunya oleh polip meski jumlahnya tidak banyak.
Selain berhenti bernapas berulang kali, anak dengan gangguan ini biasanya kerap mendengkur dengan keras, bernapas dengan mulut, hingga mengalami batuk atau tersedak saat tidur.
Komplikasi polip yang terakhir adalah anak balita lebih rentan mengalami infeksi sinus.
Komplikasi satu ini seringkali tidak disadari oleh penderita polip sendiri, Moms.
Umumnya ditandai dengan gejala seperti timbulnya lendir berwarna kuning atau hijau pekat dari hidung.
Selain itu, lendir terasa menetes di bagian belakang tenggorokan.
Kemudian disertai dengan hidung tersumbat, sakit kepala, dan berkurangnya daya penciuman (anosmia).
Itulah tiga komplikasi polip pada anak balita yang perlu Moms waspadai.
Apabila Moms mencurigai jika buah hati memiliki polip, jangan ragu untuk segera membawanya ke dokter.
Nantinya, dokter akan menggunakan endoskopi hidung untuk melakukan diagnosis.
Endoskopi sendiri adalah alat yang dilengkapi dengan lensa pembesar atau kamera.
Endoskopi berfungsi untuk memberikan tampilan hidung dan sinus secara rinci pada layar.
Akan tetapi, dalam beberapa kasus, dokter mungkin memerlukan metode tes lainnya seperti biopsi (pengambilan sampel kecil) dari polip yang tumbuh.
Jika terdeteksi anak balita menderita polip, dokter akan memberikan tindakan medis sesuai kondisinya.
Bisa dengan memberikan obat steroid semprot, steroid injeksi (oral), atau prosedur operasi.
Perlu diingat, tindakan operasi hanya bisa dilakukan apabila gejala tidak kunjung membaik setelah pengobatan.
Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Moms.
Baca Juga: Tanpa Obat Berbahan Kimia, Begini Cara Tradisional Mengatasi Hidung Tersumbat pada Bayi
Melebarkan Sayap Hingga Mancanegara, Natasha Rizky Gelar Exhibition Perdana di Jepang
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR