Menyediakan akses yang mudah dan terjangkau ke layanan kesehatan fisik dan mental untuk membantu korban mengatasi luka fisik dan emosional yang diakibatkan oleh kekerasan.
Memberikan bantuan hukum dan dukungan dalam proses hukum untuk memastikan keadilan bagi korban kekerasan serta memberikan perlindungan yang memadai terhadap potensi ancaman atau kekerasan lebih lanjut.
Menyediakan tempat perlindungan darurat yang aman dan terlindungi bagi keluarga yang mengalami kekerasan, di mana mereka dapat mencari perlindungan sementara dan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Menyediakan program pendidikan dan pelatihan keterampilan untuk membantu korban kekerasan meningkatkan kemandirian ekonomi dan meraih kemandirian yang lebih besar dalam kehidupan mereka.
Membangun jaringan dukungan sosial dan komunitas yang kuat untuk membantu korban kekerasan merasa didukung, didengar, dan diterima dalam komunitas mereka.
Mengadakan program edukasi dan kesadaran tentang kekerasan dalam rumah tangga dan hak-hak korban untuk membantu mencegah kekerasan dan memberikan dukungan kepada mereka yang terkena dampak.
Memberikan dukungan dalam memulihkan stabilitas ekonomi korban kekerasan melalui bantuan keuangan, pelatihan keterampilan, atau bantuan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan ruang bagi korban untuk berbicara dan merasakan bahwa mereka didengar dan dipahami tanpa penilaian.
Memberikan perhatian khusus untuk anak-anak yang terkena dampak kekerasan, dengan menyediakan layanan khusus yang memperhatikan kebutuhan dan perlindungan mereka.
Mendorong pemberdayaan korban untuk mengambil kendali atas kehidupan mereka sendiri dan menjadi advokat untuk diri mereka sendiri dan orang lain yang terkena dampak kekerasan.
Baca Juga: Siapa Aghnia Punjabi? 6 Faktanya Usai Anaknya disiksa Suster Rumahnya
Wapres Gibran Minta Sistem PPDB Zonasi Dihapuskan, Mendikdasmen Beri Jawaban 'Bulan Februari'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR