Nakita.id - Ibu hamil seringkali memiliki banyak pertimbangan khusus terkait perjalanan udara.
Bagi sebagian besar, bepergian dengan pesawat terbang seringkali menjadi pilihan yang menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran.
Hal ini tidak terkecuali dengan larangan yang diberlakukan untuk ibu hamil saat naik pesawat.
Ketahui larangan-larangan ini secara mendalam, membahas alasan di baliknya, dan memberikan panduan praktis untuk ibu hamil yang merencanakan perjalanan udara.
Pertama-tama, penting untuk memahami mengapa ada larangan bagi ibu hamil untuk naik pesawat.
Ini bukanlah tindakan semata untuk menimbulkan kesulitan, tetapi lebih kepada keamanan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi yang dikandungnya. Beberapa faktor utama yang menjadi pertimbangan meliputi:
Perjalanan udara, terutama yang panjang, meningkatkan risiko terkena trombosis vena dalam (deep vein thrombosis/DVT). Ibu hamil memiliki risiko yang lebih tinggi karena perubahan hormonal yang mempengaruhi pembekuan darah.
Perubahan tekanan dan oksigen dalam kabin pesawat bisa memengaruhi kesehatan ibu hamil. Terutama pada penerbangan jarak jauh, di mana tekanan kabin rendah dan kadar oksigen berkurang dapat menyebabkan hipoksia, yang bisa berdampak buruk pada ibu hamil dan bayi.
Meskipun jumlahnya kecil, terdapat paparan radiasi selama penerbangan. Meskipun tidak cukup signifikan untuk membahayakan penumpang sehat, ibu hamil yang sering terkena radiasi mungkin memiliki risiko lebih tinggi.
Penerbangan terlalu dekat dengan tanggal perkiraan persalinan meningkatkan risiko persalinan prematur. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor seperti stres, dehidrasi, atau perubahan tekanan.
Meskipun ada larangan bagi ibu hamil untuk naik pesawat, tidak berarti mereka tidak bisa melakukannya sama sekali.
Baca Juga: 8 Makanan yang Harus Dihindari Ibu Hamil Saat Sahur dan Buka Puasa
Berikut adalah beberapa pedoman yang dapat membantu ibu hamil dalam perencanaan perjalanan udara:
Sebelum merencanakan perjalanan udara, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Mereka dapat memberikan saran yang spesifik berdasarkan kondisi kesehatan dan tahap kehamilan Moms.
Hindari penerbangan jarak jauh, terutama saat memasuki trimester ketiga kehamilan. Pilih penerbangan yang lebih pendek jika memungkinkan.
Bergerak secara teratur di pesawat dan minumlah cukup air untuk mencegah trombosis dan dehidrasi.
Pilih kursi yang nyaman dan luas untuk memberikan ruang gerak yang cukup.
Gunakan alat dukungan seperti kaus kaki tekanan atau kaus kaki kompresi untuk meningkatkan sirkulasi darah.
Larangan bagi ibu hamil untuk naik pesawat bukanlah tindakan semata untuk menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi demi keamanan dan kesejahteraan ibu hamil dan bayi.
Dengan memahami risiko dan mengikuti pedoman yang disarankan, ibu hamil masih dapat melakukan perjalanan udara dengan aman.
Namun, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum merencanakan perjalanan udara, terutama jika memiliki kondisi kesehatan yang spesifik atau sedang dalam trimester kehamilan yang lanjut.
Dengan memperhatikan hal-hal ini, dapat menjaga kesehatan Moms dan bayi selama perjalanan udara.
Sebagian isi artikel ini ditulis menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Baca Juga: Waspadai Tanda Ibu Hamil Kurang Gizi, Bisa Berdampak Buruk untuk Pertumbuhan Bayi
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR