Bangun tanggul atau pagar penghalang di sekitar rumah untuk mengurangi risiko air masuk. Pagar penghalang dapat berupa dinding beton, tembok tinggi, atau tanggul yang kuat untuk menahan aliran air saat banjir terjadi.
Pilih material lantai yang tahan air seperti keramik, granit, atau lantai vinyl untuk bagian rumah yang rentan terkena genangan air. Material ini lebih mudah dibersihkan dan tidak akan rusak akibat paparan air.
Jika Moms memiliki taman di sekitar rumah, pastikan desain taman memerhatikan sistem drainase yang baik.
Gunakan tanaman dengan akar yang kuat dan sistem drainase yang baik untuk mengurangi genangan air di halaman.
Siapkan alat penyedot air atau pompa air sebagai langkah darurat jika air mulai masuk ke dalam rumah. Dengan alat ini, Moms dapat segera mengeluarkan air yang masuk dan mengurangi kerusakan pada rumah.
Pastikan perabotan dan barang berharga Moms disimpan di tempat yang aman dan tinggi saat musim hujan atau potensi banjir.
Hindari menyimpan barang-barang berharga di lantai atau area yang rentan terkena genangan air.
Penting untuk melakukan pemeliharaan rutin pada sistem peringatan dini banjir seperti alarm atau sensor air. Pastikan sistem ini berfungsi dengan baik dan siap digunakan saat diperlukan.
Selalu ikuti peringatan dan informasi terkini tentang cuaca dan potensi banjir di daerah Moms. Dengan memahami situasi cuaca, Moms dapat lebih siap dan waspada menghadapi risiko banjir.
Dengan menerapkan langkah-langkah preventif dan proaktif seperti di atas, Moms dapat meningkatkan perlindungan rumah dari risiko banjir.
Tetap waspada, siap, dan bekerja sama dengan pihak terkait dalam upaya mencegah banjir masuk ke rumah Moms. (*)
Baca Juga: Tanaman Penyerap Air Hujan, Tips Membangun Lingkungan yang Berkelanjutan
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR