Nakita.id - Dampak anak sering dimarahi orangtua sering kali diabaikan selama proses pengasuhan si Kecil.
Disiplin adalah bagian penting dari proses pengasuhan anak, tetapi terlalu sering menggunakan metode marah atau bentuk disiplin yang keras dapat memiliki dampak yang merugikan bagi perkembangan anak.
Ketika Moms dan Dads sering marahi si kecil, hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan emosional, mental, dan perilaku anak.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah penjelasan mengenai dampak orang tua marah kepada anak.
Yuk simak!
1. Kurang Percaya Diri
Ketika anak sering ditegur atau dimarahi secara berlebihan, hal ini dapat merusak rasa percaya dirinya.
Anak mungkin mulai merasa bahwa mereka tidak mampu memenuhi harapan orang tua atau bahwa mereka selalu melakukan kesalahan.
Akibatnya, mereka bisa menjadi kurang percaya diri dan tidak yakin dengan kemampuan mereka sendiri.
2. Stres dan Kecemasan
Terlalu sering menerima kritik atau marah dari orang tua dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada anak.
Baca Juga: Anti Pasaran! Ini 10 Inspirasi Kado untuk Ibu Melahirkan yang Berkesan
Mereka mungkin merasa tertekan dan khawatir tentang reaksi orang tua terhadap setiap tindakan atau keputusan yang mereka buat.
Hal ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan emosional mereka.
3. Ketidakmampuan Mengatur Emosi
Anak-anak belajar dari contoh orang tua mereka dalam mengatur emosi.
Jika orang tua sering marah-marah, anak mungkin juga mengalami kesulitan dalam mengatur emosi mereka sendiri.
Mereka mungkin menjadi cenderung mudah marah, sulit mengendalikan kemarahan, atau bahkan menekan emosi mereka sebagai mekanisme bertahan.
4. Perilaku Agresif
Marah-marah secara berlebihan dapat mengajarkan anak bahwa perilaku agresif adalah cara yang dapat diterima untuk mengekspresikan ketidakpuasan atau frustrasi.
Akibatnya, anak mungkin menjadi lebih cenderung menggunakan perilaku agresif atau menghadapi konflik dengan cara yang tidak sehat.
5. Gangguan Hubungan Orang Tua-Anak
Terlalu sering marah-marah terhadap anak dapat merusak hubungan antara orang tua dan anak.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Suka Melempar Barang, Simak Moms!
Anak mungkin mulai merasa jauh atau tidak nyaman dengan orang tua mereka, dan rasa takut atau kecemasan terhadap reaksi negatif orang tua dapat menghalangi komunikasi terbuka dan hubungan yang sehat.
6. Rasa Bersalah yang Berkepanjangan
Anak-anak yang sering dimarahi dapat mengalami rasa bersalah yang berkepanjangan.
Mereka mungkin terus-menerus merasa bahwa mereka selalu melakukan kesalahan atau tidak bisa memenuhi harapan orang tua mereka.
Rasa bersalah yang berkepanjangan ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan emosional anak.
7. Rendahnya Penyesuaian Sosial
Anak-anak yang sering marah-marah mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya atau anggota keluarga lainnya.
Mereka mungkin menjadi cenderung menarik diri, sulit bekerja sama, atau bahkan mengalami kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
8. Pengaruh Negatif pada Prestasi Akademis
Dampak emosional dari sering dimarahi dapat memengaruhi konsentrasi, motivasi, dan minat belajar anak.
Akibatnya, anak mungkin mengalami penurunan dalam prestasi akademisnya.
Baca Juga: Cara Mendisiplinkan Anak Bandel Tanpa Memarahi dan Membentak, Moms Harus Tahu!
Rasa takut atau kecemasan terhadap reaksi negatif orang tua juga dapat menghalangi anak untuk mencoba hal-hal baru atau mengambil risiko dalam belajar.
Seringnya marah-marah terhadap anak dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesejahteraan emosional, mental, dan perilaku mereka.
Sebagai orang tua, penting untuk menggunakan strategi pengasuhan yang lebih positif dan efektif dalam mengatasi perilaku anak.
Dengan komunikasi terbuka, penguatan positif, memberikan contoh yang baik, dan menegakkan batasan secara konsisten, Moms dapat membantu anak tumbuh dan berkembang dengan cara yang sehat dan bahagia.
Ingatlah bahwa setiap tindakan dan kata yang Moms lakukan memiliki dampak yang mendalam pada perkembangan anak, jadi berikanlah mereka cinta, dukungan, dan pengertian yang mereka butuhkan untuk tumbuh menjadi individu yang tangguh dan bahagia.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR