Ekosistem laut merupakan ekosistem yang paling sensitif terhadap peningkatan suhu. Pemanasan ini terjadi hingga kedalaman 700 meter dari permukaan laut.
Berdasarkan pembagian zona lautan, wilayah kedalaman tersebut merupakan wilayah yang paling tinggi keanekaragaman hayatinya.
Suhu perairan berpengaruh pada karang. Meningkatnya suhu perairan menyebabkan karang mengalami pemutihan (bleaching), sehingga karang sulit tumbuh dan rentan penyakit, bahkan berujung pada kematian massal.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa karang merupakan habitat berbagai biota laut. Ketika karang mengalami kerusakan berarti kehidupan biota laut lainnya menjadi terancam.
Beberapa spesies memiliki siklus hidup dan proses reproduksi yang dipengaruhi oleh suhu, contohnya udang krill. Udang ini bereproduksi dalam jumlah yang sedikit jika suhu perairan meningkat.
Begitu pula penyu, jenis kelamin anakan penyu dipengaruhi suhu. Jika suhu perairan hangat maka anakan penyu dominan betina, sedangkan jika perairan dingin maka anakan penyu dominan jantan.
Dengan demikian, peningkatan suhu dapat memengaruhi populasi organisme laut dan bahkan dapat menyebabkan kepunahan. Selain itu, peningkatan suhu berpengaruh pada penyebaran spesies dan penyakit laut.
Pada wilayah tertentu, bakteri akan meningkat jumlahnya sehingga mengurangi kadar oksigen di wilayah tersebut. Hal ini mengakibatkan organisme lainnya bermigrasi ke tempat lainnya dan bisa berujung pada kematian.
Selain ekosistem laut, ekosistem di daratan juga terancam. Perubahan kondisi gletser es di kutub dapat memengaruhi keberlangsungan hidup makhluk hidup yang hidup di daerah tersebut.
Makhluk hidup selalu berusaha melakukan adaptasi terhadap perubahan kondisi habitatnya. Akan tetapi, tidak semua makhluk hidup dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan kondisi habitatnya.
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR