Nakita.id - Perubahan iklim merupakan isu global yang memiliki dampak signifikan bagi seluruh masyarakat, khususnya perempuan dan anak.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengungkapkan, bahwa terjadinya perubahan iklim yang kompleks ini menjadi tantangan khusus yang harus dihadapi oleh perempuan dan anak, terutama mereka yang tinggal di daerah rawan bencana dan lingkungan rentan.
Sementara itu, blue carbon (karbon biru) adalah istilah untuk karbon yang disimpan di ekosistem pesisir dan laut, seperti hutan mangrove, padang lamun, hingga terumbu karang.
Ekosistem blue carbon ini memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim dengan cara menyerap serta menyimpan karbon dari atmosfer ke dalam tanah maupun vegetasinya. Dengan peran perempuan maupun anak yang turut melestarikan ekosistem blue carbon, maka mereka berkontribusi mengurangi gas rumah kaca salah satunya.
Selain itu, kualitas air dan perlindungan di daerah pesisir meningkat, sehingga dapat memperluas lapangan kerja sekaligus membuat pendapatan masyarakat meroket.
"Namun selama ini peran perempuan masih sering terabaikan, karena pengaruh budaya, status sosial yang mendiskriminasikan peran dan aksesibilitas perempuan di berbagai bidang termasuk dalam perubahan iklim," ungkap Bintang, mengutip siaran pers dari laman resmi KemenPPPA, Jumat (29/3/2024).
Maka dari itulah, penting untuk mengakui peran kunci perempuan maupun anak dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, termasuk untuk mengintegrasikan dan mempertimbangkan peran perempuan serta kelompok rentan lainnya dalam kebijakan dan program nasional maupun daerah.
"Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, hari ini, pemerintah bersama para stakeholder meluncurkan Rencana Aksi Nasional Gender dan Perubahan Iklim (RAN GPI)," ujar Bintang.
RAN GPI ini merupakan kolaborasi antara KemenPPPA dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dengan disusunnya RANGPI ini, diharapkan mampu untuk menjawab isu gender yang mengemuka akibat perubahan iklim, diantaranya dengan meningkatkan akses pengetahuan dan informasi, meningkatkan partisipasi perempuan dan kelompok rentan, serta memberi manfaat secara ekonomi maupun non-ekonomi.
"Apresiasi saya sampaikan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Ibu Siti Nurbaya, Bapak/Ibu dari Kementerian dan Lembaga, lembaga masyarakat, lembaga penelitian, dunia usaha, serta pemangku kepentingan lainnya yang telah menjadi mitra kami dalam mendukung pelibatan perempuan dan anak dalam perubahan iklim," kata Bintang.
Dalam acara launching dokumen RAN GPI yang diadakan pada Kamis (28/3/2024) secara LIVE melalui kanal YouTube KemenPPPA RI, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA Lenny N. Rosalin menyebut ada beberapa dampak perubahan iklim yang dapat berpengaruh ke kesetaraan gender. Diantaranya sebagai berikut:
Baca Juga: Perubahan Iklim di Indonesia Sebabkan DBD Naik, Bagaimana Mencegahnya?
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR