Nakita.id - Mengetahui penyebab pernikahan tidak bahagia bisa jadi koreksi agar rumah tangga Moms dan Dads kembali harmonis.
Pernikahan adalah sebuah perjalanan yang penuh warna, di mana dua individu bersatu untuk membentuk ikatan yang kuat.
Namun, tidak semua pernikahan berakhir dengan kebahagiaan yang abadi.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pernikahan tidak bahagia, mulai dari komunikasi yang buruk hingga ketidakcocokan nilai-nilai.
Meskipun demikian, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki masalah-masalah tersebut dan menciptakan ikatan yang lebih kuat serta bahagia bersama pasangan.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah berbagai penyebab pernikahan tidak bahagia dan solusinya.
Yuk simak!
1. Kurangnya Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang buruk adalah salah satu penyebab utama dari pernikahan yang tidak bahagia.
Ketika pasangan tidak mampu berbicara secara terbuka dan jujur satu sama lain, masalah-masalah dapat bertumpuk tanpa penyelesaian yang memuaskan.
Penting bagi pasangan untuk belajar mendengarkan dengan penuh perhatian, mengungkapkan perasaan dengan jujur, dan belajar mengatasi konflik dengan cara yang sehat.
Baca Juga: Anak Orang Terkaya India akan Menikah di Rumah Ratu Elizabeth I
Solusi:
- Jadwal Waktu untuk Berbicara
Tetapkan waktu khusus untuk berbicara tentang perasaan, harapan, dan kekhawatiran masing-masing secara teratur.
- Praktikkan Mendengarkan Aktif
Berikan perhatian penuh saat pasangan berbicara, tanpa interupsi, dan tunjukkan empati terhadap perasaan mereka.
- Gunakan Bahasa yang Tepat
Hindari menggunakan kata-kata yang menyerang atau menyalahkan saat berkomunikasi. Gunakan bahasa yang konstruktif dan positif.
2. Masalah Keuangan
Perbedaan dalam pandangan tentang uang dan masalah keuangan seringkali menjadi sumber konflik dalam pernikahan.
Ketidakmampuan untuk mengelola keuangan dengan baik atau kurangnya kesepahaman tentang cara mengalokasikan uang dapat menyebabkan ketegangan dan ketidakpuasan.
Solusi:
Baca Juga: UU Pernikahan Antar Sepupu Dilarang, Badan Legislatif yang Sahkan
- Buat Rencana Keuangan Bersama
Diskusikan tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang serta buat rencana untuk mencapainya bersama-sama.
- Transparansi Finansial
Berbicaralah secara terbuka tentang pendapatan, pengeluaran, dan utang-utang yang dimiliki.
- Bergandengan Tangan dalam Pengelolaan
Bagi tugas-tugas keuangan dan kerja sama dalam mengelola anggaran serta membuat keputusan finansial bersama.
3. Kurangnya Waktu untuk Pasangan
Kehidupan yang sibuk seringkali membuat pasangan kehilangan waktu untuk satu sama lain.
Kurangnya waktu yang dihabiskan bersama dapat merusak ikatan emosional antara pasangan dan menyebabkan perasaan kesepian dan ketidakpuasan.
Solusi:
- Prioritaskan Waktu Bersama
Baca Juga: 5 Momen Anak Kareena Kapoor Tantrum di Publik, Termasuk di Kondangan
Jadwalkan waktu khusus untuk berkualitas bersama pasangan, baik itu untuk berkencan, berlibur, atau hanya sekadar bersantai di rumah.
- Berkolaborasi dalam Rutinitas
Bantu satu sama lain dalam menjalani rutinitas sehari-hari, seperti memasak, membersihkan rumah, atau menjemput anak-anak dari sekolah.
- Kembangkan Keterlibatan Emosional
Lakukan kegiatan yang memperkuat ikatan emosional, seperti berbicara tentang perasaan, bercerita, atau melakukan kegiatan yang disukai bersama.
4. Perbedaan Nilai dan Tujuan Hidup
Perbedaan dalam nilai-nilai, keyakinan, atau tujuan hidup dapat menyebabkan konflik yang serius dalam pernikahan.
Ketika pasangan memiliki pandangan yang berlawanan tentang hal-hal penting dalam hidup, sulit untuk mencapai kesepakatan yang memuaskan bagi kedua belah pihak.
Solusi:
- Hargai Perbedaan
Terimalah bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam sebuah hubungan. Belajarlah untuk menghargai pandangan dan nilai-nilai pasangan.
Baca Juga: Memasuki Babak Kehidupan Baru, Ini Masalah-masalah yang Sering Terjadi di Tahun Pertama Pernikahan
- Bicarakan Tentang Kesamaan dan Perbedaan
Diskusikan secara terbuka tentang nilai-nilai yang penting bagi masing-masing pasangan dan carilah titik temu di antara mereka.
- Temukan Kompromi
Cari solusi yang memenuhi kebutuhan dan keinginan kedua belah pihak dengan mengorbankan sebagian dari masing-masing.
5. Kurangnya Intimasi
Intimasi fisik dan emosional adalah fondasi dari hubungan yang sehat dan bahagia.
Ketika pasangan kehilangan koneksi emosional atau tidak lagi memiliki hubungan intim yang memuaskan, pernikahan dapat menjadi tidak bahagia.
Solusi:
- Pahami Kebutuhan Masing-Masing
Diskusikan kebutuhan dan keinginan secara terbuka tentang aspek-aspek intimasi dalam hubungan.
- Berinvestasi dalam Hubungan
Baca Juga: Memasuki Babak Kehidupan Baru, Ini Masalah-masalah yang Sering Terjadi di Tahun Pertama Pernikahan
Luangkan waktu dan usaha untuk memperkuat koneksi emosional dan fisik antara pasangan.
- Jelajahi Bersama
Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru dan menjelajahi keintiman bersama pasangan. Komunikasikan keinginan dan fantasi masing-masing dengan terbuka.
Pernikahan yang bahagia membutuhkan kerja keras, komitmen, dan kesediaan untuk tumbuh bersama-sama melalui tantangan.
Dengan memprioritaskan komunikasi yang efektif, pengelolaan keuangan yang bijaksana, pengalokasian waktu yang cukup untuk pasangan, penghormatan terhadap perbedaan nilai, dan memperkuat ikatan intim, pasangan dapat memperbaiki hubungan mereka dan mencapai kebahagiaan yang lebih dalam dalam pernikahan mereka.
Yang terpenting, memperbaiki pernikahan yang tidak bahagia membutuhkan kesediaan dan komitmen dari kedua belah pihak untuk bekerja sama demi membangun hubungan yang kuat dan bermakna.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR