Nakita.id - Masalah kesuburan merupakan tantangan yang dihadapi oleh banyak pasangan di seluruh dunia.
Faktor mempengaruhi kesuburan sangat beragam, mulai dari genetika, lingkungan, hingga gaya hidup dan pola makan.
Salah satu aspek penting yang sering kali terabaikan adalah jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Beberapa makanan dapat berdampak negatif terhadap kesuburan, baik pada pria maupun wanita.
Melansir dari berbagai sumber, inilah makanan sehari-hari yang dapat menjadi penyebab susah hamil dan alasan di balik pengaruhnya.
Makanan olahan, seperti sosis, nugget, dan makanan beku lainnya, sering kali mengandung bahan pengawet, pewarna buatan, dan bahan kimia lainnya yang dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
Kandungan lemak trans yang tinggi dalam makanan olahan juga dapat mengganggu ovulasi pada Moms dan mengurangi kualitas sperma pada pria.
Alasan: Lemak trans yang ditemukan dalam makanan olahan dapat mengganggu proses ovulasi dengan mempengaruhi fungsi hormon dan metabolisme lipid.
Selain itu, bahan kimia seperti ftalat yang sering ditemukan dalam kemasan makanan olahan dapat mengganggu sistem endokrin.
Konsumsi gula berlebih, baik dari minuman manis seperti soda dan jus buah kemasan maupun makanan manis seperti permen dan kue, dapat mempengaruhi kesuburan.
Gula berlebih dapat menyebabkan resistensi insulin yang berdampak pada kesehatan reproduksi.
Baca Juga: Keguguran Berkali-kali Apakah Masih Bisa Hamil? Ternyata Inilah 5 Penyebab Susah Hamil
Alasan: Resistensi insulin dapat mempengaruhi hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron, yang berperan penting dalam proses ovulasi.
Pada pria, resistensi insulin dapat menyebabkan penurunan kualitas sperma dan gangguan hormon testosteron.
Makanan yang tinggi karbohidrat refined seperti roti putih, pasta, dan nasi putih dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang tiba-tiba.
Ini dapat mengganggu keseimbangan hormon dan berdampak negatif pada kesuburan.
Alasan: Karbohidrat refined cepat dicerna dan diubah menjadi gula darah, menyebabkan lonjakan insulin.
Kadar insulin yang tinggi secara konsisten dapat mengganggu keseimbangan hormon reproduksi dan menghambat ovulasi.
Makanan cepat saji sering kali tinggi lemak jenuh, garam, dan bahan pengawet.
Mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas dan gangguan hormonal yang mempengaruhi kesuburan.
Alasan: Lemak jenuh dalam makanan cepat saji dapat meningkatkan kadar kolesterol dan menyebabkan inflamasi yang mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Garam berlebih juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan gangguan hormonal.
Konsumsi kafein dalam jumlah tinggi, terutama dari kopi, teh, dan minuman berenergi, dapat berdampak negatif pada kesuburan.
Baca Juga: Apa Penyebab Susah Hamil Padahal Haid Lancar? Inilah yang Terjadi Pada Tubuh Wanita
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kafein berlebih dapat mengganggu ovulasi dan mengurangi peluang kehamilan.
Alasan: Kafein dapat meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol, yang dapat mengganggu keseimbangan hormon reproduksi.
Pada Moms, kafein berlebih dapat memperlambat aliran darah ke rahim dan mempengaruhi proses ovulasi.
Konsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan dapat mempengaruhi kesuburan baik pada pria maupun wanita.
Alkohol dapat mengganggu keseimbangan hormon dan berdampak negatif pada kualitas sperma serta siklus menstruasi.
Alasan: Alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen dan menurunkan kadar testosteron, yang penting untuk produksi sperma yang sehat.
Pada Moms, alkohol dapat mengganggu siklus menstruasi dan mengurangi peluang ovulasi yang sehat.
Mengonsumsi produk susu tinggi lemak seperti keju, krim, dan susu full-fat dalam jumlah berlebihan dapat mempengaruhi kesuburan.
Lemak jenuh dalam produk susu tinggi lemak dapat mengganggu keseimbangan hormon.
Alasan: Lemak jenuh dapat meningkatkan kadar kolesterol yang dapat mengganggu fungsi hormon reproduksi.
Studi menunjukkan bahwa konsumsi produk susu tinggi lemak dapat berhubungan dengan gangguan ovulasi pada Moms.
Baca Juga: Ciri-ciri PCOS pada Wanita yang Jarang Diketahui, Sepele Tapi Mengerikan!
Konsumsi daging merah dan produk daging olahan dalam jumlah berlebihan dapat berdampak negatif pada kesuburan. Daging merah tinggi lemak jenuh dan kolesterol, yang dapat mempengaruhi keseimbangan hormon.
Alasan: Lemak jenuh dan kolesterol dalam daging merah dapat menyebabkan inflamasi dan gangguan hormon yang mempengaruhi kesuburan. Selain itu, beberapa daging olahan mengandung nitrat dan bahan pengawet yang dapat berpengaruh buruk pada kesehatan reproduksi.
Untuk meningkatkan peluang kehamilan, penting untuk mengadopsi pola makan yang seimbang dan sehat. Berikut adalah beberapa alternatif makanan yang dapat mendukung kesehatan reproduksi:
Kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting untuk kesehatan reproduksi.
Pilih sumber karbohidrat kompleks seperti gandum utuh, beras merah, dan quinoa yang dicerna lebih lambat dan membantu menjaga kadar gula darah stabil.
Sumber protein nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan tofu dapat menjadi alternatif sehat untuk protein hewani.
Konsumsi lemak sehat dari sumber seperti alpukat, kacang-kacangan, biji chia, dan minyak zaitun yang dapat mendukung keseimbangan hormon.
Pastikan untuk mengonsumsi cukup air setiap hari untuk menjaga hidrasi dan kesehatan secara keseluruhan. Memahami makanan yang dapat memengaruhi kesuburan adalah langkah penting dalam merencanakan kehamilan.
Menghindari makanan olahan, gula berlebih, karbohidrat refined, dan makanan cepat saji dapat membantu meningkatkan kesehatan reproduksi. Mengadopsi pola makan yang seimbang dengan buah, sayuran, karbohidrat kompleks, protein nabati, dan lemak sehat dapat mendukung kesuburan dan meningkatkan peluang kehamilan.
Selalu konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR