- Ski dan Snowboarding: Risiko jatuh pada permukaan keras bisa berbahaya.
- Lari Jarak Jauh atau Marathon: Meskipun beberapa wanita tetap berlari selama kehamilan, jarak jauh atau marathon dapat menimbulkan tekanan berlebih pada tubuh.
- CrossFit dan Latihan HIIT (High-Intensity Interval Training): Latihan ini melibatkan gerakan eksplosif dan beban berat yang dapat menimbulkan risiko cedera.
- Yoga atau Pilates dengan Banyak Pose Terlentang: Setelah trimester pertama, berbaring terlentang bisa menekan vena cava dan mengurangi aliran darah ke janin.
- Beberapa Gerakan Angkat Beban: Latihan yang melibatkan posisi terlentang harus dimodifikasi atau dihindari.
- Risiko penyakit dekompresi dapat mempengaruhi bayi yang sedang berkembang. Tekanan bawah air juga bisa berbahaya bagi janin.
- Risiko terjatuh dari papan dan benturan dengan air dapat menyebabkan cedera.
Meskipun ada banyak olahraga yang perlu dihindari, masih banyak aktivitas fisik yang aman dan bermanfaat bagi ibu hamil:
- Mengurangi tekanan pada sendi dan membantu meningkatkan kebugaran kardiovaskular tanpa risiko cedera.
- Aktivitas ringan yang dapat dilakukan setiap hari dan membantu menjaga kebugaran.
- Fokus pada peregangan dan pernapasan, hindari pose yang tidak aman.
Baca Juga: Apa Penyebab Ibu Hamil Keputihan? Ini Penjelasannya dan Cara Pencegahan yang Tepat
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR