Nakita.id - Kejang absans, atau absans seizure, adalah jenis kejang yang sering terjadi pada anak-anak, termasuk bayi.
Kejang ini ditandai dengan hilangnya kesadaran sesaat tanpa disertai dengan kejang fisik yang terlihat jelas.
Kejang absans bisa berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit, dan sering kali tidak disadari oleh orang tua atau pengasuh.
Meskipun terlihat ringan, kejang absans perlu mendapatkan perhatian serius karena bisa mempengaruhi perkembangan dan kualitas hidup anak.
Melansir dari berbagai sumber, inilah penyebab, gejala, dan cara mengatasi kejang absans bayi.
Kejang absans disebabkan oleh aktivitas listrik yang tidak normal di otak.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kejang absans pada bayi, antara lain:
Genetika memainkan peran penting dalam kejang absans.
Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan gangguan kejang lebih berisiko mengalami kejang absans.
Mutasi gen tertentu juga bisa menjadi penyebabnya.
Neurotransmiter adalah zat kimia yang membantu sel-sel saraf di otak berkomunikasi satu sama lain.
Baca Juga: Ciri-ciri Kejang pada Anak yang Berbahaya, Waspadai Tandanya!
Ketidakseimbangan neurotransmiter tertentu bisa menyebabkan aktivitas listrik yang tidak normal di otak, yang memicu kejang.
Infeksi otak atau demam tinggi pada bayi bisa memicu kejang, termasuk kejang absans.
Meningitis dan ensefalitis adalah contoh infeksi serius yang dapat menyebabkan kejang.
Kelainan metabolik seperti hipoglikemia (kadar gula darah rendah) atau hipokalsemia (kadar kalsium darah rendah) dapat memicu kejang pada bayi.
Cedera otak akibat trauma, stroke, atau kurangnya oksigen saat lahir (asfiksia perinatal) bisa meningkatkan risiko kejang absans.
Gejala kejang absans bisa sangat halus dan sulit dikenali, terutama pada bayi. Beberapa tanda yang bisa diamati meliputi:
Bayi tampak "kosong" atau tidak merespons selama beberapa detik.
Mata bayi mungkin terlihat menatap ke satu arah atau berkedip cepat.
Bisa ada gerakan tangan, bibir bergetar, atau gerakan mengunyah yang tidak biasa.
Bayi mungkin tidak merespons suara atau sentuhan selama kejang.
Setelah kejang selesai, bayi biasanya kembali beraktivitas seperti biasa tanpa ingatan tentang kejadian tersebut.
Mengatasi kejang absans pada bayi memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk diagnosis yang tepat, pengobatan medis, dan dukungan berkelanjutan.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
Jika Moms mencurigai bayi mengalami kejang absans, segera konsultasikan dengan dokter.
Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh yang mungkin meliputi EEG (elektroensefalogram) untuk memantau aktivitas listrik di otak, serta tes darah atau pencitraan otak untuk mencari penyebab yang mendasari.
Pengobatan kejang absans biasanya melibatkan penggunaan obat antikonvulsan.
Beberapa obat yang sering digunakan adalah etosuksimid, asam valproat, atau lamotrigin.
Dokter akan menentukan obat yang paling sesuai berdasarkan usia, berat badan, dan kondisi kesehatan bayi.
Bayi yang menerima pengobatan perlu dipantau secara teratur untuk memastikan efektivitas obat dan mengidentifikasi efek samping yang mungkin terjadi.
Pemantauan ini biasanya dilakukan melalui kunjungan rutin ke dokter anak atau spesialis saraf.
Mengidentifikasi dan mengelola pemicu kejang dapat membantu mengurangi frekuensi kejang absans.
Beberapa pemicu yang perlu diwaspadai adalah kurang tidur, stres, atau demam.
Baca Juga: Ciri Bayi Kejang Usia 0-6 Bulan, Coba Lihat dari Cara Menyusunya
Pastikan bayi mendapatkan istirahat yang cukup dan menjaga suhu tubuh saat demam.
Edukasi orang tua dan pengasuh mengenai kejang absans sangat penting. Memahami kondisi ini membantu keluarga memberikan perawatan yang tepat dan merespons kejang dengan tenang.
Dukungan emosional dan informasi tentang cara menghadapi situasi darurat juga penting.
Selain pengobatan medis, beberapa bayi mungkin memerlukan terapi tambahan seperti terapi fisik, terapi okupasi, atau terapi wicara untuk membantu perkembangan mereka.
Terapi ini membantu mengatasi dampak potensial kejang pada perkembangan motorik dan kognitif.
Nutrisi yang baik penting untuk kesehatan otak. Konsultasi dengan ahli gizi dapat membantu memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak yang sehat.
Kejang absans pada bayi adalah kondisi yang memerlukan perhatian serius dan penanganan yang tepat.
Memahami penyebab, mengenali gejala, dan mengambil langkah-langkah pengobatan yang sesuai adalah kunci untuk mengelola kondisi ini.
Dengan perawatan medis yang tepat dan dukungan yang memadai, bayi dengan kejang absans dapat hidup dengan sehat dan berkembang dengan baik.
Jika Moms mencurigai bayi Moms mengalami kejang absans, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang diperlukan.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
GIV Gelar Kompetisi 'The Beauty of GIVing' Guna Dukung Perjalanan Inspiratif Womenpreneur Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR