Nakita.id - Menyusui adalah momen yang sangat istimewa antara Moms dan bayi.
Namun, tidak semua perjalanan menyusui berjalan mulus.
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh ibu menyusui adalah oversupply atau kelebihan produksi ASI.
Meskipun seolah-olah menjadi hal yang positif, oversupply dapat membawa sejumlah tantangan dan masalah bagi ibu dan bayi.
Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang bahaya oversupply saat menyusui, serta memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini mengutip dari Cleveland Clinic.
Oversupply atau kelebihan produksi ASI terjadi ketika tubuh ibu memproduksi ASI lebih banyak daripada yang dibutuhkan bayi. Hal ini bisa menyebabkan berbagai masalah, baik untuk ibu maupun bayi.
Kelebihan produksi ASI dapat menyebabkan payudara menjadi bengkak dan terasa nyeri. Ini juga meningkatkan risiko mastitis, yaitu infeksi pada payudara yang menyebabkan rasa nyeri, kemerahan, dan demam.
Payudara yang penuh dengan ASI yang tidak dikeluarkan dapat menjadi sangat kencang dan menyakitkan. Kondisi ini membuat Moms sulit untuk menyusui dengan nyaman.
Kondisi payudara yang penuh dapat menyebabkan ketegangan pada tubuh, termasuk sakit kepala dan kelelahan. Moms mungkin merasa lebih mudah lelah dan stres akibat ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Oversupply yang tidak diatasi dapat menyebabkan aliran ASI yang terlalu deras, membuat bayi kesulitan untuk menyusui dengan nyaman. Ini bisa menyebabkan bayi tersedak, muntah, atau menolak menyusu.
Bayi yang menerima aliran ASI yang terlalu deras mungkin mengalami masalah pencernaan seperti muntah, diare, atau kolik. Hal ini terjadi karena bayi tidak bisa mengendalikan aliran ASI yang deras.
Baca Juga: Tips Menyusui Pertama Setelah Melahirkan: Manfaatkan Kolostrum Terbaik
Bayi bisa menjadi frustrasi karena kesulitan mengatur aliran ASI yang cepat. Ini bisa membuat bayi sering melepaskan puting dan menangis saat menyusui.
Oversupply dapat membuat bayi tidak bisa menyusu dengan baik karena aliran ASI yang terlalu cepat. Ini bisa mengakibatkan bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup atau bahkan kehilangan minat untuk menyusui.
Menyusui secara teratur, misalnya setiap 2-3 jam, dapat membantu mengatur produksi ASI. Hindari menyusui terlalu sering atau terlalu lama di satu waktu.
Posisi menyusui yang nyaman dan teknik yang benar dapat membantu mengurangi aliran ASI yang terlalu deras. Misalnya, posisi menyusui dengan bayi dalam posisi semi-reclining dapat membantu mengatur aliran ASI.
Jika payudara terasa penuh, tiriskan sebagian ASI untuk mengurangi tekanan. Namun, hindari mengosongkan payudara sepenuhnya untuk mencegah produksi ASI berlebih.
Kompres dingin pada payudara dapat membantu mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. Gunakan kompres dingin selama beberapa menit setelah menyusui.
Pastikan bayi dalam posisi menyusui yang tepat agar tidak terjadi aliran ASI yang terlalu deras. Posisi menyusui yang baik membantu bayi mengendalikan aliran ASI dengan lebih baik.
Jika oversupply terus menjadi masalah, konsultasikan dengan ahli laktasi. Mereka dapat memberikan saran dan teknik khusus untuk mengatasi masalah ini.
Meskipun oversupply ASI terdengar seperti kondisi yang diinginkan, kenyataannya dapat menimbulkan berbagai masalah baik bagi ibu maupun bayi.
Dengan pemahaman yang tepat dan langkah-langkah yang efektif, ibu bisa mengelola oversupply dengan lebih baik, memastikan bahwa proses menyusui tetap nyaman dan menyenangkan.
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari tenaga kesehatan atau ahli laktasi jika menghadapi masalah ini.
Baca Juga: Benarkah Ibu Menyusui yang Makan Ikan Bisa Membahayakan Bayi?
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR