Bayi bisa menjadi frustrasi karena kesulitan mengatur aliran ASI yang cepat. Ini bisa membuat bayi sering melepaskan puting dan menangis saat menyusui.
Oversupply dapat membuat bayi tidak bisa menyusu dengan baik karena aliran ASI yang terlalu cepat. Ini bisa mengakibatkan bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup atau bahkan kehilangan minat untuk menyusui.
Menyusui secara teratur, misalnya setiap 2-3 jam, dapat membantu mengatur produksi ASI. Hindari menyusui terlalu sering atau terlalu lama di satu waktu.
Posisi menyusui yang nyaman dan teknik yang benar dapat membantu mengurangi aliran ASI yang terlalu deras. Misalnya, posisi menyusui dengan bayi dalam posisi semi-reclining dapat membantu mengatur aliran ASI.
Jika payudara terasa penuh, tiriskan sebagian ASI untuk mengurangi tekanan. Namun, hindari mengosongkan payudara sepenuhnya untuk mencegah produksi ASI berlebih.
Kompres dingin pada payudara dapat membantu mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. Gunakan kompres dingin selama beberapa menit setelah menyusui.
Pastikan bayi dalam posisi menyusui yang tepat agar tidak terjadi aliran ASI yang terlalu deras. Posisi menyusui yang baik membantu bayi mengendalikan aliran ASI dengan lebih baik.
Jika oversupply terus menjadi masalah, konsultasikan dengan ahli laktasi. Mereka dapat memberikan saran dan teknik khusus untuk mengatasi masalah ini.
Meskipun oversupply ASI terdengar seperti kondisi yang diinginkan, kenyataannya dapat menimbulkan berbagai masalah baik bagi ibu maupun bayi.
Dengan pemahaman yang tepat dan langkah-langkah yang efektif, ibu bisa mengelola oversupply dengan lebih baik, memastikan bahwa proses menyusui tetap nyaman dan menyenangkan.
Jangan ragu untuk mencari dukungan dari tenaga kesehatan atau ahli laktasi jika menghadapi masalah ini.
Baca Juga: Benarkah Ibu Menyusui yang Makan Ikan Bisa Membahayakan Bayi?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR