Sementara itu, dari sisi psikologi, alergi susu sapi dapat menyebabkan stres pada anak dan orang tua, bahkan menurunkan kualitas hidup Si Kecil.
“Alergi tidak bisa hilang. Seorang anak yang punya bakat alergi, akan terus ada dalam tubuhnya. Tetapi, penyakit alerginya ini tidak akan muncul kalau kita mencegah.” ujar Prof. Budi.
Salah satu cara untuk mencegah alergi susu sapi kembali terjadi adalah menghindari produk susu sapi secara total.
“Anak yang sudah didiagnosa alergi susu sapi, maka harus dilakukan tata laksana yang cepat dan tepat. Salah satunya penghindaran produk susu sapi secara total dan mencari penggantinya. Tapi, secara alamiah, anak yang alergi susu sapi ini dapat mengalami remisi, yaitu tidak alergi lagi terhadap susu sapi, tapi tidak sampai 100 persen.” jelas Prof. Budi.
“Jadi, tahun pertama sekitar 50 persen, tahun kedua sekitar 70-80 persen, dan tahun ketiga sampai 90 persen. Jadi, tidak sampai 100 persen. Sekarang apakah anak kita ini termasuk yang 70 persen, 90 persen, atau jangan-jangan anak ini justru masuk yang 10 persen tidak akan mengalami remisi. Jadi, orang tua tetap harus melaksanakan tata laksana yang optimal jika telah didiagnosa alergi susu sapi.” sambung Prof. Budi.
Hal tersebut disampaikan Prof. Budi dalam acara Bicara Gizi yang diselenggarakan oleh Nutricia yang berkolaborasi dengan PrimaKu, dengan tema “Tangani Alergi Susu Sapi (ASS) pada Anak dengan Cepat dan Tepat sebelum Terlambat”.
Nutricia merupakan perusahaan yang fokus pada pemenuhan gizi pada tahap awal kehidupan yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan perkembangan anak melalui nutrisi yang optimal.
Nutricia juga berinvestasi dalam riset dan pengembangan dengan berbagai mitra global, termasuk orang tua, praktisi kesehatan, universitas, dan lembaga pemerintah.
Melalui webinar Bicara Gizi, Nutricia ingin menekankan mengenai dampak jangka pendek dan jangka panjang alergi susu sapi terhadap perkembangan anak, serta pentingnya penanganan yang cepat dan tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.
“Sebagai perusahaan yang berfokus pada nutrisi di Indonesia, Nutricia menyadari bahwa alergi susu sapi menjadi alergen makanan kedua dan paling umum yang dialami oleh anak Indonesia, sehingga penanganannya harus dilakukan secepat dan setepat mungkin untuk menghindari dampak yang terjadi di kemudian hari,” papar Corporate Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin.
“Sesuai komitmen Nutricia yang hadir untuk membawa kesehatan kepada masyarakat, program Bicara Gizi ini secara konsisten kami lakukan untuk memberikan edukasi kepada para orang tua mengenai pentingnya nutrisi dan pola asuh untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak Indonesia.” tutupnya. (*)
Baca Juga: Pilihan Terbaik Snack Bayi untuk Si Kecil yang Alergi Susu, Camilan Sehat Cek di Sini!
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR