Meskipun memiliki mobil mungkin merupakan kebutuhan, mengambil pinjaman untuk membeli mobil adalah bentuk utang konsumtif karena mobil akan mengalami depresiasi atau penurunan nilai.
c. Pinjaman Konsumsi
Pinjaman yang digunakan untuk membeli barang-barang konsumsi seperti gadget terbaru atau perabotan rumah tangga juga termasuk dalam utang konsumtif.
2. Utang Produktif:
a. Pinjaman Hipotek
Membeli rumah atau properti untuk investasi melalui pinjaman hipotek adalah contoh utang produktif. Properti tersebut kemungkinan besar akan mengalami apresiasi atau peningkatan nilai dari waktu ke waktu.
b. Pinjaman Bisnis
Mengambil pinjaman untuk memulai atau mengembangkan bisnis adalah utang produktif karena diharapkan bisnis tersebut akan menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk membayar kembali pinjaman.
c. Pinjaman Pendidikan
Pinjaman yang digunakan untuk membiayai pendidikan atau pelatihan yang akan meningkatkan potensi penghasilan di masa depan juga termasuk dalam utang produktif.
Dampak Utang Konsumtif:
Baca Juga: Gagal Bayar SpayLater? Ini Jadwal DC Lapangan Tagih Utang ke Rumah
Utang konsumtif, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius.
Karena utang konsumtif tidak menghasilkan pendapatan tambahan, beban bunga dan pembayaran bulanan dapat dengan cepat menggerus anggaran keuangan.
Ini dapat menyebabkan siklus utang yang sulit untuk diatasi, terutama jika kalian mengandalkan kartu kredit atau pinjaman berbiaya tinggi untuk membiayai gaya hidup konsumtif.
Dampak Utang Produktif:
Sebaliknya, utang produktif dapat memiliki dampak positif jika dikelola dengan bijak.
Dengan memilih investasi yang tepat, utang produktif dapat meningkatkan kekayaan bersih dan menciptakan sumber pendapatan tambahan.
Namun, penting untuk melakukan analisis risiko dan memastikan bahwa potensi keuntungan dari utang produktif melebihi biaya yang terkait dengan utang tersebut.
Jika tidak, utang produktif juga bisa menjadi beban yang sulit ditangani.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR