Angin duduk memicu respons stres dalam tubuh, yang bisa menyebabkan keluarnya keringat dingin, peningkatan detak jantung, dan perasaan cemas.
Tubuh berusaha mengatasi kekurangan oksigen dengan mempercepat detak jantung untuk memompa lebih banyak darah, tetapi hal ini tidak selalu berhasil jika arteri terlalu sempit.
Jika angin duduk terus berlangsung atau menjadi semakin parah, risiko terjadinya serangan jantung meningkat.
Ini karena jika aliran darah benar-benar terhenti (akibat penyumbatan total pada arteri), otot jantung bisa mengalami kerusakan permanen.
Membedakan angin duduk dari maag bisa menjadi tantangan karena gejalanya yang mirip. Namun, ada beberapa perbedaan penting yang bisa diperhatikan:
Angin duduk biasanya dipicu oleh aktivitas fisik atau stres, dan gejalanya mereda dengan istirahat atau penggunaan obat-obatan seperti nitrogliserin.
Maag, di sisi lain, sering kali terkait dengan makanan, dan gejalanya bisa memburuk setelah makan atau saat perut kosong.
Meskipun nyeri dada bisa muncul pada kedua kondisi, nyeri angin duduk sering kali terasa lebih dalam dan menyebar ke bagian tubuh lain seperti lengan kiri, leher, atau rahang.
Nyeri maag cenderung lebih terfokus di perut bagian atas atau dada bagian tengah.
Nyeri angin duduk biasanya berlangsung selama beberapa menit dan bisa berulang dengan pola yang mirip.
Sementara itu, nyeri maag cenderung lebih lama dan bisa berlangsung selama beberapa jam atau lebih.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Angin Duduk: Ketahui Panduan Lengkapnya
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR