Upacara ini merupakan wujud syukur kepada Tuhan atas anugerah kehamilan serta permohonan doa untuk keselamatan ibu dan janin.
Masyarakat Jawa percaya bahwa dengan melaksanakan tingkeban, mereka menghormati alam semesta dan segala kekuatan yang bekerja untuk menjaga kehidupan yang baru.
Selain itu, tingkeban juga memperkuat ikatan sosial dalam keluarga besar.
Seluruh keluarga dan kerabat biasanya berkumpul untuk bersama-sama mendoakan kebaikan bagi ibu dan bayi yang akan lahir.
Kehadiran para kerabat dan sahabat ini juga menjadi bentuk dukungan moral bagi sang ibu, yang sering kali merasakan berbagai tantangan fisik dan emosional selama masa kehamilan.
Bagi Erina Gudono dan Kaesang Pangarep, upacara tingkeban ini tentu memiliki arti yang sangat spesial.
Sebagai pasangan yang dikenal luas oleh publik, pelaksanaan tingkeban ini bukan hanya menjadi simbol tradisi keluarga, tetapi juga memperlihatkan penghormatan mereka terhadap nilai-nilai budaya Jawa yang kaya dan penuh makna.
Dalam acara syukuran 7 bulanan tersebut, Erina dan Kaesang mengundang keluarga besar serta sejumlah kerabat dekat untuk bersama-sama merayakan dan mendoakan keselamatan bagi Erina dan calon buah hati mereka.
Dengan menjalani prosesi tingkeban, pasangan ini menunjukkan bahwa meskipun mereka hidup di era modern, mereka tetap memegang teguh tradisi dan kebudayaan yang telah diwariskan oleh leluhur mereka.
Penampilan Erina dalam balutan kain tradisional batik dan prosesi siraman yang diadakan menambah kesakralan acara tersebut.
Baca Juga: Istri Kaesang Pangarep Hamil Anak Pertama, Langsung Berdoa di Mekah
Bagi keluarga besar dan kerabat yang hadir, momen ini bukan hanya sekadar upacara, tetapi juga bentuk kebersamaan dan rasa syukur yang mendalam.
Tingkeban, atau upacara syukuran 7 bulanan, adalah salah satu tradisi penting dalam budaya Jawa yang sarat dengan nilai-nilai spiritual dan sosial.
Bagi pasangan seperti Erina Gudono dan Kaesang Pangarep, melaksanakan tingkeban bukan hanya sekadar menjalankan tradisi, tetapi juga sebuah pernyataan tentang pentingnya menjaga hubungan dengan leluhur dan menghormati nilai-nilai budaya yang telah ada sejak lama.
Dengan penuh harapan dan doa, tingkeban menjadi momen sakral yang mempersiapkan ibu hamil dan janin yang dikandungnya untuk menghadapi masa depan yang cerah dan penuh berkah.
Bagi Erina dan Kaesang, acara ini tentunya menjadi salah satu kenangan berharga yang akan mereka simpan dan ceritakan kepada anak-anak mereka di kemudian hari, sebagai bukti bahwa keluarga mereka selalu menjunjung tinggi warisan budaya yang kaya dan bermakna.
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR