Setiap pengalaman yang dialami bayi, baik positif maupun negatif, akan memengaruhi perkembangan otak mereka.
Stres dan Kortisol: Ketika bayi dibentak, tubuh mereka bisa merespons dengan melepaskan hormon stres seperti kortisol.
Paparan kortisol yang berlebihan dapat merusak jaringan otak yang sedang berkembang dan berpotensi mengganggu fungsi kognitif dan emosional di kemudian hari.
Gangguan Pengolahan Informasi: Bayi yang sering mengalami situasi stres, termasuk dibentak, mungkin mengalami kesulitan dalam memproses informasi dan mengembangkan kemampuan belajar.
Hal ini karena stres dapat menghambat perkembangan sinapsis di otak yang bertanggung jawab untuk pembelajaran dan memori.
Kemampuan bayi untuk memahami dan mempelajari bahasa sangat bergantung pada interaksi verbal yang positif dan konsisten dengan orang di sekitarnya.
Kurangnya Stimulasi Positif: Jika orang tua atau pengasuh lebih sering membentak daripada berbicara dengan lembut atau bernyanyi, bayi mungkin tidak mendapatkan cukup stimulasi positif yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan bahasanya.
Keterlambatan Bicara: Stres yang dialami akibat sering dibentak bisa membuat bayi lebih sulit untuk fokus dan berinteraksi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa.
Stres akibat sering dibentak tidak hanya mempengaruhi mental bayi, tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan fisiknya.
Gangguan Pola Tidur: Bayi yang merasa stres dan cemas mungkin akan mengalami kesulitan tidur.
Pola tidur yang terganggu dapat menghambat perkembangan fisik dan mental mereka, karena tidur sangat penting untuk pertumbuhan bayi.
Baca Juga: Cara Mendisiplinkan Anak Bandel Tanpa Memarahi dan Membentak, Moms Harus Tahu!
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR