Nakita.id - Membentak bayi atau anak kecil adalah sesuatu yang mungkin terjadi tanpa sengaja ketika orang tua atau pengasuh merasa kelelahan atau frustrasi.
Namun, tindakan ini dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik bayi, yang masih sangat rentan dan dalam fase perkembangan.
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa membentak bayi harus dihindari, mengutip dari Parenting.
Bayi adalah individu yang sedang dalam tahap awal perkembangan emosional.
Mereka belajar mengenali dan merespons emosi dari lingkungan sekitar, terutama dari orang tua atau pengasuh utama mereka.
Ketakutan dan Kecemasan: Suara keras atau bentakan bisa membuat bayi merasa takut.
Bayi mungkin belum memahami kata-kata yang diucapkan, tetapi mereka bisa merasakan nada marah atau keras tersebut.
Ini dapat menimbulkan rasa tidak aman dan cemas pada bayi.
Kesulitan Mengembangkan Rasa Percaya: Bayi membangun rasa percaya pada dunia melalui interaksi yang lembut dan penuh kasih sayang.
Jika bayi sering dibentak, mereka bisa merasa bahwa lingkungan sekitarnya tidak aman dan tidak dapat diandalkan, yang dapat mengganggu kemampuan mereka untuk mempercayai orang lain di masa depan.
Masa bayi adalah periode di mana otak berkembang dengan sangat cepat.
Baca Juga: Cara Menegur Anak Tanpa Harus Membentak, Jaga Hubungan Harmonis dengan Si Kecil
Setiap pengalaman yang dialami bayi, baik positif maupun negatif, akan memengaruhi perkembangan otak mereka.
Stres dan Kortisol: Ketika bayi dibentak, tubuh mereka bisa merespons dengan melepaskan hormon stres seperti kortisol.
Paparan kortisol yang berlebihan dapat merusak jaringan otak yang sedang berkembang dan berpotensi mengganggu fungsi kognitif dan emosional di kemudian hari.
Gangguan Pengolahan Informasi: Bayi yang sering mengalami situasi stres, termasuk dibentak, mungkin mengalami kesulitan dalam memproses informasi dan mengembangkan kemampuan belajar.
Hal ini karena stres dapat menghambat perkembangan sinapsis di otak yang bertanggung jawab untuk pembelajaran dan memori.
Kemampuan bayi untuk memahami dan mempelajari bahasa sangat bergantung pada interaksi verbal yang positif dan konsisten dengan orang di sekitarnya.
Kurangnya Stimulasi Positif: Jika orang tua atau pengasuh lebih sering membentak daripada berbicara dengan lembut atau bernyanyi, bayi mungkin tidak mendapatkan cukup stimulasi positif yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan bahasanya.
Keterlambatan Bicara: Stres yang dialami akibat sering dibentak bisa membuat bayi lebih sulit untuk fokus dan berinteraksi, yang pada gilirannya dapat menyebabkan keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa.
Stres akibat sering dibentak tidak hanya mempengaruhi mental bayi, tetapi juga bisa berdampak pada kesehatan fisiknya.
Gangguan Pola Tidur: Bayi yang merasa stres dan cemas mungkin akan mengalami kesulitan tidur.
Pola tidur yang terganggu dapat menghambat perkembangan fisik dan mental mereka, karena tidur sangat penting untuk pertumbuhan bayi.
Baca Juga: Cara Mendisiplinkan Anak Bandel Tanpa Memarahi dan Membentak, Moms Harus Tahu!
Masalah Kesehatan di Masa Depan: Penelitian menunjukkan bahwa stres yang dialami di masa awal kehidupan bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan fisik seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung, dan gangguan metabolisme di kemudian hari.
Interaksi negatif seperti membentak bisa merusak hubungan antara orang tua dan anak sejak dini.
Kurangnya Ikatan Emosional: Bayi yang sering dibentak mungkin akan merasa jauh secara emosional dari orang tuanya.
Ikatan emosional yang kuat sangat penting untuk kesejahteraan psikologis anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Perilaku Agresif di Masa Depan: Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan di mana mereka sering dibentak atau diperlakukan kasar mungkin akan mengadopsi perilaku agresif tersebut sebagai cara mereka berinteraksi dengan orang lain di masa depan.
Membentak bayi, meskipun dilakukan tanpa niat buruk, bisa berdampak negatif pada kesehatan mental, emosional, dan fisik mereka.
Sebagai orang tua atau pengasuh, penting untuk menjaga komunikasi yang lembut dan penuh kasih sayang dengan bayi.
Jika merasa frustrasi atau lelah, sebaiknya beristirahat sejenak atau meminta bantuan dari orang lain untuk menghindari tindakan yang bisa membahayakan bayi.
Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan penuh kasih, bayi akan lebih mungkin tumbuh menjadi individu yang sehat, baik secara fisik maupun mental.
Baca Juga: Berperan Sama Mendisiplinkan Anak, Berikut Cara yang Bisa Dilakukan Ayah Tanpa Membentak
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR