Orang tua yang pendek cenderung memiliki anak yang juga lebih pendek secara genetik.
Namun, tinggi badan yang rendah karena faktor genetik ini berbeda dengan stunting, yang disebabkan oleh malnutrisi dan faktor lingkungan lainnya.
Penelitian menunjukkan bahwa stunting lebih sering dipengaruhi oleh faktor non-genetik seperti pola makan yang buruk, kurangnya akses ke layanan kesehatan, sanitasi yang buruk, serta infeksi berulang.
Jadi, meskipun genetik bisa menentukan tinggi badan secara umum, stunting biasanya terjadi karena faktor lingkungan yang menghalangi anak mencapai potensi pertumbuhan genetiknya.
Nutrisi yang cukup dan berkualitas selama masa kehamilan dan tahun-tahun awal kehidupan sangat penting untuk memastikan anak tumbuh optimal sesuai dengan potensi genetiknya.
Kekurangan gizi, terutama dalam asupan protein, mikronutrien seperti zat besi, zinc, dan vitamin A, dapat menghambat pertumbuhan anak dan menyebabkan stunting, terlepas dari potensi genetiknya.
Gizi ibu selama kehamilan sangat penting untuk pertumbuhan janin.
Ibu yang mengalami malnutrisi atau anemia selama kehamilan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, yang dapat meningkatkan risiko stunting.
Asupan makanan yang tidak mencukupi, terutama pada masa setelah penyapihan, adalah faktor utama penyebab stunting.
Anak-anak membutuhkan makanan yang kaya akan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Anak-anak yang sering mengalami infeksi seperti diare atau penyakit pernapasan berisiko lebih tinggi mengalami stunting.
Baca Juga: Mengapa Stunting Tidak Bisa Disembuhkan? Ini Penyebab dan Pencegahan
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR