Nakita.id - Banyak orangtua sering bercanda ingin meninggalkan anak ketika si Kecil tidak mau patuh atau sedang rewel.
Bercanda adalah bagian dari interaksi sosial yang menyenangkan, baik itu di antara orang dewasa maupun antara orang tua dan anak-anak.
Namun, tidak semua candaan memiliki dampak yang positif, terutama jika melibatkan hal-hal yang sensitif.
Salah satu bentuk candaan yang tampaknya sering kali dianggap sepele namun dapat membawa dampak negatif adalah bercanda dengan mengatakan ingin meninggalkan anak.
Meski dilakukan dengan niat bercanda, kata-kata ini dapat meninggalkan kesan mendalam pada anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan emosional dan psikologis.
Melansir dari berbagai sumber, ini dampak dari sering bercanda ingin meninggalkan anak.
Anak-anak, terutama yang masih dalam usia balita hingga usia sekolah dasar, memiliki pemahaman yang masih terbatas mengenai konsep realitas dan lelucon.
Mereka cenderung memandang segala sesuatu dengan lebih literal atau apa adanya, tanpa mampu membedakan antara kenyataan dan hal-hal yang hanya berupa candaan.
Ketika Moms bercanda ingin meninggalkan anak, bahkan jika itu dilakukan dalam konteks yang tampaknya ringan, anak mungkin tidak memahami bahwa itu hanya gurauan.
Sebaliknya, mereka mungkin merasa takut, cemas, atau bahkan merasa tidak dicintai.
Candaan semacam ini bisa berdampak lebih jauh daripada yang Moms bayangkan.
Berikut beberapa dampak psikologis yang mungkin timbul:
1. Meningkatkan Kecemasan pada Anak
Anak-anak yang sering mendengar candaan tentang ditinggalkan bisa mengalami kecemasan berlebih.
Mereka mungkin mulai merasa takut akan kehilangan orang tua mereka, yang merupakan figur paling penting dalam hidup mereka.
Kecemasan ini bisa mempengaruhi tidur, pola makan, dan bahkan hubungan sosial mereka.
2. Mengurangi Rasa Percaya Diri dan Keamanan Emosional
Candaan semacam ini dapat membuat anak merasa tidak aman atau tidak dicintai.
Jika dilakukan berulang kali, anak mungkin mulai mempertanyakan stabilitas hubungan mereka dengan orang tua.
Hal ini dapat mengurangi rasa percaya diri mereka dan membangun rasa tidak aman dalam interaksi dengan orang lain.
3. Memicu Perilaku Clingy atau Ketergantungan Berlebih
Karena takut ditinggalkan, anak mungkin mulai menunjukkan perilaku clingy atau terlalu bergantung pada orang tua.
Baca Juga: Siksa Balita, Bos Daycare Wensen School Meita Irianty Jadi Tersangka
Mereka mungkin merasa perlu selalu berada di dekat Moms atau Dads untuk memastikan bahwa mereka tidak akan ditinggalkan.
Ini bisa mengganggu perkembangan kemandirian anak yang seharusnya didukung dalam tahap perkembangan ini.
4. Menghambat Kemampuan Anak Mengelola Emosi
Anak yang sering merasa takut ditinggalkan bisa mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka.
Perasaan takut dan cemas yang tidak teratasi dengan baik bisa mempengaruhi kemampuan mereka untuk menghadapi situasi stres di masa depan.
Ini juga bisa berdampak pada kemampuan mereka dalam berinteraksi sosial dan menyelesaikan masalah secara mandiri.
Candaan yang melibatkan ide ingin meninggalkan anak mungkin tampak tidak berbahaya di mata orang dewasa, tetapi dampaknya bisa sangat mendalam bagi anak-anak.
Rasa cemas, takut, dan kurangnya rasa aman adalah beberapa efek negatif yang dapat timbul.
Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk menghindari candaan semacam ini dan beralih ke bentuk interaksi yang lebih positif dan mendukung perkembangan emosional anak.
Dengan demikian, Moms bisa membantu membangun kepercayaan diri dan rasa aman yang kuat pada anak, serta memperkuat ikatan kasih sayang di antara kalian.
Baca Juga: Kasus Kekerasan Anak di Daycare Depok, Mirisnya Terduga Pelaku Seorang Influencer Parenting
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR