Nakita.id - Nafas berbau busuk atau halitosis adalah masalah yang cukup umum dialami oleh banyak orang.
Kondisi ini dapat mengganggu rasa percaya diri dan interaksi sosial seseorang.
Meskipun penyebab umum dari halitosis sering kali berkaitan dengan kebersihan mulut yang buruk, ada beberapa penyakit serius yang dapat menyebabkan nafas berbau tidak sedap.
Beberapa penyakit ini bahkan menandakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut.
Dalam artikel ini, kita akan membahas penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan nafas berbau busuk, apa saja penyebabnya, dan bagaimana cara mengatasinya.
Salah satu penyebab utama nafas berbau busuk adalah infeksi pada rongga mulut, terutama yang disebabkan oleh bakteri.
Infeksi ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
- Gingivitis dan Periodontitis: Penyakit gusi seperti gingivitis (radang gusi) dan periodontitis (infeksi gusi parah) disebabkan oleh penumpukan plak bakteri di sekitar gigi dan gusi. Bakteri ini melepaskan gas berbau busuk yang menyebabkan bau mulut. Jika tidak diobati, periodontitis dapat menyebabkan kerusakan serius pada jaringan gusi dan tulang penyangga gigi.
- Abses Gigi: Infeksi pada akar gigi atau abses gigi juga dapat menyebabkan nafas berbau tidak sedap. Abses adalah kantong nanah yang terbentuk di sekitar akar gigi akibat infeksi bakteri. Selain bau mulut, abses gigi dapat menyebabkan rasa sakit yang parah dan pembengkakan.
- Lidah Berlapis: Pada beberapa kasus, bakteri dapat berkembang biak pada permukaan lidah, terutama di bagian belakang lidah, yang menyebabkan lapisan putih atau kuning di lidah dan menghasilkan bau mulut yang tidak sedap.
Untuk mengatasi bau mulut akibat infeksi rongga mulut, perawatan gigi dan kebersihan mulut yang baik sangat penting.
Baca Juga: 7 Cara Menghilangkan Bau Mulut dengan Bahan Rumahan, Buat Nafas Jadi Segar
Pembersihan gigi secara rutin, penggunaan obat kumur antibakteri, dan kunjungan berkala ke dokter gigi adalah langkah-langkah yang bisa membantu mencegah masalah ini.
Masalah pada saluran pencernaan juga dapat menjadi penyebab nafas berbau busuk.
Beberapa penyakit yang berkaitan dengan pencernaan yang dapat menyebabkan halitosis antara lain:
- Gastroesophageal Reflux Disease (GERD): GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan sensasi terbakar di dada (heartburn). Refluks asam ini bisa menyebabkan bau mulut karena asam lambung dan makanan yang tidak tercerna naik kembali ke mulut. Refluks yang berulang dapat memperparah bau mulut, terutama jika tidak diobati.
- Infeksi Helicobacter pylori: Bakteri Helicobacter pylori adalah penyebab utama dari ulkus lambung (tukak lambung) dan beberapa jenis kanker lambung. Selain gejala pencernaan seperti sakit perut dan mual, infeksi H. pylori juga dapat menyebabkan nafas berbau tidak sedap. Bakteri ini menyebabkan peningkatan produksi asam lambung dan gas berbau busuk yang bisa keluar melalui mulut.
- Obstruksi Usus: Penyumbatan pada usus (obstruksi usus) dapat menyebabkan penumpukan makanan yang tidak tercerna dan gas dalam saluran pencernaan. Kondisi ini dapat menyebabkan nafas berbau busuk yang menyerupai bau tinja.
Jika halitosis disebabkan oleh masalah pencernaan, perawatan medis yang sesuai, seperti obat-obatan untuk mengontrol refluks asam atau antibiotik untuk mengatasi infeksi H. pylori, akan diperlukan untuk memperbaiki kondisi ini.
Penderita diabetes yang tidak terkontrol sering kali mengalami kondisi yang disebut ketoasidosis diabetik, yang dapat menyebabkan nafas berbau seperti buah-buahan busuk atau bahkan seperti aseton (bahan kimia yang digunakan dalam penghapus cat kuku).
Ketoasidosis terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi, sehingga tubuh mulai membakar lemak sebagai gantinya.
Proses ini menghasilkan keton, zat kimia yang dapat menyebabkan bau mulut khas.
Ketoasidosis adalah kondisi medis serius yang membutuhkan penanganan segera.
Baca Juga: Siapa Sangka Seampuh Ini, Menghilangkan Bau Mulut Pakai Garam Ternyata Banyak Khasiatnya!
Jika penderita diabetes mengalami nafas berbau aneh atau seperti aseton, mereka harus segera mendapatkan perawatan medis karena ini bisa menjadi tanda bahwa kadar gula darah mereka sangat tinggi dan berbahaya.
Gangguan pada fungsi hati dapat menyebabkan penumpukan zat-zat racun dalam tubuh, yang berdampak pada bau mulut.
Penyakit hati seperti sirosis atau hepatitis bisa menyebabkan fetor hepaticus, yaitu bau mulut khas yang disebabkan oleh peningkatan zat sulfur dalam aliran darah karena hati yang tidak berfungsi dengan baik.
Bau ini biasanya digambarkan mirip dengan bau telur busuk atau ikan busuk.
Fetor hepaticus adalah tanda bahwa hati tidak lagi mampu memproses dan mengeluarkan racun dari tubuh dengan efektif.
Jika kondisi ini terjadi, penderita perlu mendapatkan perawatan medis segera, karena kerusakan hati yang parah dapat berakibat fatal.
Penyakit ginjal, terutama gagal ginjal, juga dapat menyebabkan bau mulut yang busuk.
Hal ini disebabkan oleh penumpukan produk sisa yang tidak bisa dikeluarkan tubuh melalui urine.
Salah satu bau mulut yang khas pada penderita gagal ginjal adalah bau seperti amonia atau urin.
Kondisi ini dikenal sebagai uremic fetor dan terjadi karena penumpukan urea dalam darah.
Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik akan menyebabkan penumpukan urea dan zat beracun lainnya dalam tubuh, yang pada akhirnya bisa dikeluarkan melalui nafas.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Bau Mulut dengan Kismis, Memangnya Bisa?
Jika seseorang dengan penyakit ginjal mengalami bau mulut yang mencurigakan, mereka harus segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Infeksi pada saluran pernapasan, seperti sinusitis, bronkitis, atau pneumonia, juga dapat menyebabkan halitosis.
Hal ini terjadi karena adanya penumpukan lendir yang mengandung bakteri dan sel-sel mati di dalam saluran pernapasan.
Lendir tersebut bisa menimbulkan bau tidak sedap yang keluar melalui nafas.
Pada kasus sinusitis kronis, cairan yang terjebak di dalam sinus bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri, yang pada akhirnya menyebabkan bau mulut yang menyengat.
Begitu pula dengan bronkitis dan pneumonia, yang menyebabkan penumpukan dahak di paru-paru, yang jika terinfeksi, dapat menyebabkan bau mulut.
Pengobatan untuk infeksi pernapasan ini melibatkan penggunaan antibiotik atau perawatan medis lainnya sesuai dengan penyebab infeksi.
Membersihkan hidung dan menjaga kesehatan saluran pernapasan dengan baik bisa membantu mencegah halitosis yang berkaitan dengan infeksi pernapasan.
Nafas berbau busuk bisa disebabkan oleh berbagai penyakit, mulai dari infeksi mulut hingga gangguan organ dalam seperti ginjal, hati, dan saluran pencernaan.
Penting untuk mengetahui penyebab halitosis agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Jika bau mulut tidak membaik meskipun sudah menjaga kebersihan mulut, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR