Stunting juga dapat menyebabkan pubertas yang terlambat atau pertumbuhan fisik yang lebih lambat dibandingkan teman sebayanya.
Anak-anak yang mengalami stunting berisiko memiliki produktivitas yang lebih rendah ketika mereka dewasa.
Hal ini berkaitan dengan kemampuan kognitif yang terhambat, serta kesehatan yang lebih rentan terhadap penyakit.
Stunting dapat mengurangi kesempatan seseorang untuk berpartisipasi secara maksimal di dunia kerja, yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan ekonomi individu dan keluarganya.
Pada kasus yang ekstrem, stunting dapat meningkatkan risiko kematian, terutama pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi kronis lebih mudah terkena penyakit yang mematikan, seperti pneumonia, diare, dan malaria, yang sering kali berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat.
Stunting disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan pola makan, kesehatan, dan lingkungan.
Beberapa penyebab utama stunting meliputi:
Malnutrisi: Kekurangan asupan gizi yang cukup selama masa pertumbuhan, terutama protein, vitamin, dan mineral penting seperti zat besi, kalsium, dan zinc.
Infeksi Berulang: Infeksi seperti diare, pneumonia, dan penyakit cacingan yang berulang kali terjadi dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan memperlambat pertumbuhan anak.
Kurangnya Akses terhadap Layanan Kesehatan: Anak-anak yang tidak mendapatkan layanan kesehatan dasar, seperti imunisasi, pemeriksaan gizi, atau perawatan infeksi, lebih berisiko mengalami stunting.
Baca Juga: Mengapa Stunting Harus Segera Ditangani dengan Cepat dan Bagaimana Caranya?
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR