c. Postingan yang Mempromosikan Gaya Hidup Tidak Sehat
Media sosial dipenuhi dengan tren gaya hidup yang terkadang tidak sehat, baik secara fisik maupun mental.
Misalnya, promosi diet ekstrem atau pola makan yang tidak seimbang bisa membuat seseorang terobsesi pada penampilan tubuh yang tidak realistis.
Hal ini bisa menyebabkan gangguan makan atau body dysmorphic disorder (BDD), di mana seseorang menjadi sangat tidak puas dengan tubuhnya.
Hindari akun-akun yang mempromosikan standar kecantikan tidak realistis atau diet yang berbahaya.
Sebaliknya, ikuti akun yang mendorong pola hidup sehat dengan pendekatan yang seimbang dan realistis.
d. Konten yang Menyebarkan Ketakutan (Fear-Mongering)
Banyak sekali berita dan konten di media sosial yang berfokus pada ketakutan atau bencana, seperti bencana alam, pandemi, atau konflik politik.
Meskipun penting untuk tetap terinformasi, terlalu banyak mengonsumsi konten yang menyebarkan ketakutan bisa meningkatkan kecemasan dan stres.
Kondisi ini bahkan dikenal sebagai "doomscrolling", di mana seseorang terus-menerus mencari berita buruk yang hanya memperparah kondisi mentalnya.
Cobalah batasi konsumsi berita negatif. Pilih sumber berita yang kredibel dan baca dengan bijak. Jangan biarkan diri terjebak dalam siklus negatif yang membuat kamu cemas setiap saat.
Baca Juga: Viral Anak Laki-laki Dilecehkan Ibunya Sendiri, Ini Bahaya Anak-anak Korban Pelecehan Orang Tuanya
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR