Di beberapa budaya dan lingkungan konservatif, pernikahan semacam ini mungkin masih menjadi pilihan bagi individu yang merasa tidak dapat sepenuhnya mengekspresikan orientasi seksual mereka secara terbuka.
Mereka mungkin memilih untuk menikah dengan seseorang dari lawan jenis untuk menjaga keharmonisan dengan keluarga, menghindari stigma, atau demi tuntutan karier.
Namun, di sisi lain, ada pula yang menjalani Lavender Marriage bukan karena tekanan sosial, tetapi karena mereka memiliki hubungan yang kuat berbasis cinta platonik, saling pengertian, atau tujuan hidup yang sama.
Dalam beberapa kasus, pasangan semacam ini hidup bahagia dan saling mendukung meskipun ada perbedaan dalam orientasi seksual atau preferensi pribadi.
Pernikahan di zaman modern telah berkembang menjadi lebih kompleks dan fleksibel.
Banyak orang tidak lagi terjebak dalam pandangan tradisional tentang pernikahan yang harus didasarkan pada cinta romantis semata.
Pasangan-pasangan modern sering kali mendasarkan pernikahan mereka pada persahabatan, kesamaan visi, dan saling mendukung, baik secara emosional maupun dalam mencapai tujuan hidup.
Selain itu, semakin banyak pasangan yang terbuka terhadap percakapan mengenai orientasi seksual dan preferensi pribadi.
Komunikasi yang jujur dan terbuka sering kali menjadi kunci keberhasilan hubungan semacam ini.
Dalam masyarakat yang semakin inklusif, banyak pasangan yang merasa lebih nyaman mengekspresikan diri mereka secara autentik tanpa harus tunduk pada tekanan sosial yang ketat.
Dalam konteks Sherina Munaf dan Baskara Mahendra, jika pun pernikahan mereka didasarkan pada cinta dan komitmen yang tulus, rumor tentang Lavender Marriage hanya menunjukkan bahwa masyarakat masih cenderung mencampuri kehidupan pribadi selebriti.
Baca Juga: Diterpa Isu Cerai, Padahal Sherina Munaf Rela Begini Biar Langgeng
Terlepas dari spekulasi yang ada, keduanya berhak atas kebebasan pribadi mereka untuk menjalani pernikahan sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan mereka sendiri.
Lavender Marriage adalah fenomena yang menarik, terutama dalam konteks figur publik yang sering kali merasa perlu menyesuaikan diri dengan ekspektasi masyarakat.
Meskipun istilah ini berasal dari masa lalu, konsepnya tetap relevan dalam beberapa situasi sosial tertentu.
Namun, dalam kasus Sherina Munaf dan Baskara Mahendra, spekulasi mengenai apakah pernikahan mereka termasuk Lavender Marriage hanyalah asumsi yang belum terbukti.
Yang jelas, setiap pasangan, termasuk Sherina dan Baskara, memiliki hak untuk menentukan sendiri bentuk dan fondasi dari hubungan mereka tanpa harus terikat oleh norma-norma yang dibebankan oleh orang lain.
Seperti halnya pernikahan lainnya, yang terpenting adalah kebahagiaan, saling pengertian, dan komitmen yang tulus dalam menjaga hubungan yang mereka bangun bersama.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR