Sebaliknya, utang buruk adalah utang yang diambil untuk pembelian konsumtif, seperti membeli barang-barang mewah atau liburan yang tidak bisa dilunasi dengan cepat.
Kurangnya literasi finansial membuat banyak orang tidak menyadari pentingnya perbedaan ini, sehingga mereka terus-menerus berada dalam siklus utang yang semakin membesar.
Salah satu keterampilan dasar dalam literasi finansial adalah kemampuan untuk menyusun anggaran.
Anggaran membantu seseorang mengatur pengeluaran dan pemasukan, sehingga dapat mengetahui dengan jelas di mana uang mereka digunakan dan bagaimana mengelolanya dengan baik.
Tanpa literasi finansial yang memadai, banyak orang cenderung menghabiskan lebih banyak daripada yang mereka hasilkan.
Hal ini bisa menyebabkan defisit dalam keuangan pribadi dan memicu timbulnya utang.
Orang yang tidak terbiasa menyusun anggaran sering kali tidak tahu seberapa besar pengeluaran mereka setiap bulan, yang menyebabkan mereka kesulitan mengatur prioritas keuangan, seperti kebutuhan primer (makanan, tempat tinggal) dan keinginan sekunder (gadget, pakaian mewah).
Dana darurat adalah salah satu elemen penting dalam perencanaan keuangan yang sering diabaikan oleh mereka yang kurang memiliki literasi finansial.
Dana darurat adalah cadangan uang yang disiapkan untuk menanggulangi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, biaya kesehatan yang mendadak, atau kerusakan rumah.
Bagi orang yang tidak paham tentang pentingnya dana darurat, mereka cenderung menghabiskan seluruh pendapatannya tanpa menyisihkan sebagian untuk keperluan darurat.
Akibatnya, ketika mereka menghadapi situasi yang membutuhkan biaya tak terduga, mereka terpaksa berutang atau menggunakan kartu kredit dengan bunga tinggi, yang akhirnya memperburuk kondisi keuangan mereka.
Baca Juga: Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji Rp2 Juta, Yuk Simak!
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR